Pegunungan Hijau di Arab Saudi Disebut Tanda Kiamat, Begini Tanggapan Habib Jafar
- Instagram @husein_haidar
Lebih lanjut, pendakwah milenial itu menyebut peristiwa menghijaunya sebagian tanah di Arab sebagai tanda kiamat adalah keliru. Semua itu, kata Habib, timbul hanya karena mindset yang tertanam di masyarakat.
Dia juga menegaskan bahwa menghijaunya bukit di Arab Saudi disebabkan suatu hal yang wajar.
“Sebab gini, gua pernah ditanya ‘Bib, kalau gua bangung-bangun itu tiba-tiba matahari di Barat, apakah artinya kiamat?’. Mohon maaf, itu bukan berarti sudah waktunya kiamat, (melainkan) itu artinya anda bangunnya kesorean, mataharinya udah di barat, bukan terbit dari barat,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi di Arab Saudi sejak Desember 2022 lalu.
“Itu fenomena yang wajar. Mengingat intensitas hujan di Arab Saudi belakangan cukup tinggi,” kata Pengurus LPBINU M Ali Yusuf, dikutip dari NU Online beberapa waktu lalu.
Ali Yususs menjelaskan, curah hujan sangat tinggi di akhir 2022 dibanding tahun-tahun sebelumnya, diiringi ketidakstabilan atmosfer yang berulang, bertepatan dengan perluasan depresi Laut Merah dan aliran arus udara lembab di lapisan bangunan atmosfer membuat wajah pegunungan dan wilayah gurun yang awalnya panas menjadi lembab.
"Nah, dari situlah tumbuh rerumputan yang membuat kawasan pegunungan di bagian barat Arab Saudi ini menghijau seperti yang terlihat di video itu,” jelasnya Ali Yusuf.