Kisah Hidup Matthew Perry: Dari Bintang Sitkom ke Pecandu
- Viva.co.id
Pada saat itu, ia menderita perforasi gastrointestinal pada usia 49 tahun setelah usus besarnya pecah karena penggunaan opioid yang berlebihan. Perry berjuang untuk hidupnya, menghabiskan dua minggu dalam keadaan koma dan lima bulan di rumah sakit, dan harus menggunakan tas kolostomi selama sembilan bulan.
“Para dokter memberi tahu keluarga saya bahwa saya memiliki peluang dua persen untuk hidup. Saya dipasangi sesuatu yang disebut mesin ECMO, yang melakukan semua pernapasan untuk jantung dan paru-paru. Dan itu disebut Salam Maria. Tidak ada seorang pun yang bisa bertahan dari hal itu," ungkapnya.
Perry mengungkapkan dalam bukunya bahwa dia menjalani 14 operasi pada perutnya, dan bekas luka tersebut berfungsi sebagai pengingat untuk tetap sadar. Namun faktor motivasi terbesar untuk menghindari obat-obatan datang dari terapisnya.
"Lain kali kamu berpikir untuk mengonsumsi Oxycontin, pikirkan saja untuk memiliki kantong kolostomi selama sisa hidup kamu," kata terapis pribadi kepada Perry.
Pada suatu saat kecanduan narkoba, dia mengonsumsi 55 Vicodin sehari. Perry tidak segan-segan menjelaskan besarnya masalah narkoba dan alkohol terhadap tubuhnya. Selain itu. dia juga menggunakan Xanax, OxyContin, Dilaudid, metadon, buprenorfin/suboxone, kokain, dan banyak vodka.
Berbicara dengan The New York Times dalam sebuah wawancara sekitar waktu buku itu diterbitkan, Perry mengungkapkan bahwa ia menghabiskan uang sekitar US$9 juta atau sekitar Rp143 miliar untuk melawan kecanduannya.