Ketua PSSI Mochamad Iriawan Ajak Semua Stakeholder Bergandengan Tangan

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan
Sumber :
  • Pssi.org

BANDUNG- Ketua umum PSSI Mochamad Iriawan mengaakan saat ini PSSI sedang menghadapi masalah usai tragedi Kanjuruhan. Dia mengajak stakeholder sepakbola mampu bergandengan tangan dan bersama-sama menghadapinya agar ujian ini bisa segera terlewati, sehingga tidak ada gesekan antar-anggota PSSI yang berujung terpecah belah.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan dalam acara Owner Meeting Liga 2 yang berlangsung di Hotel Sultan, Rabu (14/12/2022).

"Ujian pertama sebenarnya saat pandemi Covid-19, tak hanya melanda Indonesia, namun seluruh penjuru dunia. Ekonomi dunia terhantam badai yang berdampak pada seluruh sendi kehidupan manusia termasuk kehidupan sepakbola Nasional dan sejak Maret 2020 sampai dengan September 2021, PSSI juga mengalami hantaman badai pandemi Covid-19. Sepakbola Nasional dalam keadaan vakum total," ucap Mochamad Iriawan dikutip dari situs resmi PSSI pada Kamis, 15 Desember 2022.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Iwan Bule itu juga mengatakan bahwa dirinya merupakan satu-satunya Ketua Umum PSSI yang mendapat ujian Covid-19, sehingga tidak ada tukar pengalaman kepada Ketua Umum sebelumnya, karena tidak ada Ketua Umum yang berpengalaman memimpin PSSI dalam masa pandemi dan tidak ada yang tahu bagaimana susahnya menjalankan roda organisasi PSSI di masa pandemi Covid-19.

"Dalam kondisi hantaman badai Covid-19 lalu, saya berpikir keras agar organisasi PSSI yang saya ketuai harus tetap berjalan. Saya berusaha agar tidak ada klub yang terlalu merugi karena kompetisi terhenti dan pemain sebagai unsur klub juga masih bisa mendapat penghidupan yang layak," tuturnya.

"Alhamdulillah, ujian Covid-19 dapat diatasi. Kompetisi baru bisa dilaksanakan dalam masa pandemi sejak September 2021. Kondisi ini tercipta karena PSSI selalu mengedepankan komunikasi dengan pemerintah yakni dengan bapak Presiden Joko Widodo, Menpora, Menkes, Mendagri, BNPB, Satgas Covid-19 Nasional, TNI, Polri, dan tentunya dengan pemerintah daerah," ucapnya.

Dalam setiap menghadapi ujian, yang paling penting katanya, perlu bersikap dan berpikir yang jernih dan benar, termasuk ketika mengalami terjadi tragedi Kanjuruhan. "Kita senantiasa berpikir jernih agar organisasi berjalan sesuai aturan dan sepakbola tidak boleh berhenti, sepakbola tidak boleh mati. Alhamdulillah, sejak 5 Desember 2022, Liga 1 bergulir kembali. Itu artinya Allah SWT memberikan berkah terhadap sepakbola karena jika kita amati lebih dalam, sepakbola itu hidup untuk kemaslahatan umat," pintanya.