Kisah Kutukan Makam Firaun hingga Kematian Janggal Arkeolog

Ilustrasi makam Firaun
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Makam raja-raja terutama di Mesir mempunyai banyak legenda dan bahkan banyak beredar kabar bahwa kutukan makam tersebut menyerang para arkeolog yang menguaknya. Salah satu yang paling terkenal adalah kutukan Raja Tut. Bagaimana kisahnya?

Tepatnya, pada tahun 1922, ditemukan makam Raja Tutankhamun atau yang dikenal dengan panggilan Raja Tut di Mesir. Dia adalah salah seorang Firaun Mesir yang memerintah sekitar tahun 1330 sebelum Masehi. Kabarnya, beberapa orang yang terlibat dalam pencarian makam ini meninggal dunia tak lama setelah mereka memulai dan membukanya.

Kematian Firaun yang dinilai misterius itu, juga yang memicu isu kutukan Firaun tersebut. "Kutukan Firaun berusia 3.000 tahun terlihat dalam penyakit George," tulis headline surat kabar di masa itu. Bahkan pengarang Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle  juga mempercayai kutukan tersebut.

Namun demikian, Arekolog George dilaporkan tidak sehat sebelum tiba di Kairo. Beberapa kematian lagi dilaporkan terhadap orang yang terlibat dalam penggalian makam. Namun dalam penyelidikan yang dilakukan oleh James Randi yang menulis An Encyclopedia of Claims, Frauds, and Hoaxes of the Occult and Supernatural, sebenarnya tidak demikian.

Anggota tim arkeolog yang lain, Richard Adamson, hidup 60 tahun lagi sampai ia meninggal di tahun 1982. "Tim penggali ini rata-rata meninggal di usia 73 tahun," tulis James, yang berarti umur itu itu normal seperti manusia pada umumnya.

Lalu dari mana kisah kutukan Firaun ini berasal? Ya dari anggota tim arkeolog itu sendiri, Howard Carter. Setidaknya itu informasi yang tertulis di dalam buku tersebut.

Ketika makam Raja Tut ditemukan dan dibuka pada 1992, itu adalah penemuan arkeologi besar. Untuk menahan media dalam peristiwa saat itu, Howard Carter, menceritakan bahwa kutukan akan menimpa siapa pun yang mengganggu makam itu.