Suka Nonton video Dakwah di Medsos, Pria Ini Mantap Jadi Mualaf

Kisah Pria Buddhis Mantap Jadi Mualaf Usai Tonton Video Dakwah
Sumber :
  • YouTube

BANDUNG – Riko Tandean merupakan warga Tangerang yang memiliki kisah inspiratif dalam kehidupan spiritualnya. Ia terlahir di keluarga yang menganut agama Buddha, dan beralih agama Kristen pada waktu kecil, kini dirinya sudah jadi mualaf.

Berawal tak sengaja lihat video dakwah seorang ustadz, Riko akhirnya tertarik dan suka mengikuti dakwah-dakwah islam. Begini kisah Riko Tandean yang kini mualaf.

Pria asal Tangerang itu terlahir di keluarga Buddhis atau Buddha. Seiring berjalannya waktu, pada saat masih kecil ia kemudian pindah agama Kristen. Ia pun menceritakan tentang kisahnya menjadi seorang mualaf.

Awalnya, ia sering melihat video dakwah ustadz di media sosialnya seperti video dakwah Ustadz Abdul Somad. Dari situ, ia merasa jika dakwahnya itu nyambung tentang kehidupan pribadinya.

"Kisahnya ini dari saya sering melihat kajian dari ustadz. Misalnya kayak Ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Handy Bonny. Dari situ istilahnya agak-agak mulai suka. Sukanya bukan konteks suka gimana gitu, tapi suka aja gitu. Kok nyambung (dakwanya) ke dalam kehidupan pribadi," ungkapnya dikutip dari kanal YouTube Ngaji Cerdas.

Seiring berjalannya waktu, ia melihat dakwah dari Ustadz yang berasal dari Lombok. Bahkan, ia sampai mengikuti akun media sosial Ustadz dari Lombok itu. Ia ngaku menangis setiap melihat dakwahnya.

"Kok bisa nonton gini aja kok bisa nangis," ujarnya.

Waktu itu, ia dalam kondisi masih bekerja. Saat istirahat, dia sering menghabiskan waktunya melihat dakwah dari Ustadz dari Lombok itu. Ia seakan-akan diajak Ustadz itu untuk menemuinya. Akhirnya, ia memutuskan untuk ke Lombok dan bertemu dengan Ustadz tersebut.

"Puncaknya seakan-akan ingin mengajak saya gitu. Saya kan cuma melihat melalui layar HP gitu ya, kok bisa. Kayak seakan-akan mengajak saya gitu. Dan saya putuskan dengan dana seadanya saya ngajak temen (pergi ke Lombok)," terangnya.

Ia pun nekat ke Lombok meski tak punya kenalan. Riko mengajak temannya pergi ke Lombok, namun temannya itu tak mengetahui tujuan Riko ke Lombok.

Beruntungnya, teman Riko memiliki teman yang tinggal di sana. Riko merasa sangat terbantu dengan temannya. Ia pun sempat latihan membaca syahadat sebelum nanti akhirnya ia mengucap syahadat di Islamic Center.

"Bener-bener dibantu, mungkin baca awal syahadat gitu yak an biar saya nanti di Islamic Center sana nggak gugup," pungkasnya.

Ketika dirinya menghadapi masalah, notif YouTubenya selalu muncul dakwah dari Ustadz yang selama ini ia ikuti. Ada satu video yang membuat dirinya menangis ketika menontonya.

"Isi videonya yang paling bener-bener nyentuh, bahkan saya sampai nangis, sampai keluar air mata. Yang saya inget ini ‘jangan berharap sama manusia, berharaplah sama Allah’. Jadi kalau misalnya kita terlalu berharap lebih sama manusia itu kita pasti bakal kecewa. Dari situ yang bener-bener puncaknya saya di situ, bener-bener bulat (ingin) kesana," kenangnya.

Riko mengaku tak ada keraguan dan prosesnya cukup singkat sekitar 7 bulan. Dari isi dakwah tersebut, ia mantap ke Lombok dan menjadi mualaf pada 2021 yang lalu di Islamic Center Mataram.

"Itu tahun 2021 bulan Juli di Islamic Center Mataram di Lombok dengan pembimbingnya Tuan Guru Bajang," tandasnya.

Ia bersyukur pihak keluarga tak sampai mengusirnya ketika ia pindah agama. Bahkan teman-temannya pun tak ada yang mencela, justru mendukung dengan keputusannya itu.(dra)