Mengenal Sosok Penemu Alat Penunjuk Arah Salat dan Penentu Ramadhan

Maryam al-Ijliya.
Sumber :
  • mvslim.com

Al Dawla menganggap karya Mariam sangat rumit dan inovatif. Saat ketenarannya mulai tumbuh, dia memutuskan untuk mempekerjakannya di pengadilan Aleppo. Selain ini dia juga membantu mengembangkan teknik navigasi dan ketepatan waktu selama waktu itu.

Astrolabe mengandalkan benda astral seperti Matahari dan bintang untuk mengetahui posisi di garis lintang atau memberi tahu waktu setempat. Itu juga dapat digunakan untuk mengukur peristiwa langit seperti goyangan sumbu Bumi.

Ini terdiri dari piringan logam atau kayu yang sekelilingnya ditandai dalam derajat. Ada juga pointer bergerak yang diputar di tengah disk, disebut alidade. Teknologi ini berguna dalam menentukan posisi Matahari, Bulan, bintang dan planet yang akan digunakan untuk mencari kiblat, menentukan waktu salat dan awal Ramadhan serta Idul Fitri.

Di sisi lain, itu juga digunakan dalam mata pelajaran astronomi, astrologi, dan horoskop. Dengan astrolabe, para astronom dapat menghitung posisi benda langit, waktu siang atau malam), waktu dalam setahun, ketinggian benda apa pun, garis lintang, dan banyak lagi.

Kontribusi signifikan Mariam dalam astronomi secara resmi diakui ketika asteroid sabuk utama, 7060 Al-Ijliyye, dinamai menurut namanya setelah penemuan Henry E Holt di Observatorium Palomar pada 1990.

Beberapa karya akademik menunjukkan bukti bahwa astrolabe buatan Mariam dapat digunakan untuk menentukan posisi matematis bintang-bintang dan benda langit lainnya secara tepat meskipun dia tidak memiliki kelas matematika.

Dalam menghubungkan matematika dengan keahlian yang baik, ditambah dengan pengetahuan metalurgi, dirinya menunjukkan keterampilan dan kecerdasannya yang tinggi, merupakan bukti kontribusinya terhadap astronomi modern dan juga agama Islam.(dra)