Vape Diklaim Lebih Aman, Tapi Ternyata Bisa Sebabkan Paru Bocor
VIVA Bandung – Rokok elektrik atau vape, yang diklaim sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional, ternyata juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan paru. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah pneumothorak, atau paru bocor.
Pneumothorak adalah kondisi di mana ada udara yang terkumpul di antara paru-paru dan dinding dada. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dada, sesak napas, dan batuk.
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. DR. Dr. Agus, Sp.P (K), FISR, FAPSR, kasus pneumothorak akibat penggunaan vape juga dilaporkan di Indonesia.
Prof. Agus menceritakan bahwa ia pernah menangani pasien berusia 23 tahun yang mengalami pneumothorak setelah menggunakan vape selama satu tahun. Pasien tersebut sebelumnya telah merokok konvensional selama 10 tahun, dan tidak pernah mengalami pneumothorak.
Berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen, ditemukan adanya cairan di dalam paru-paru pasien tersebut. Setelah dilakukan operasi untuk mengeluarkan cairan tersebut, paru-paru pasien dapat kembali berkembang.
Prof. Agus mengatakan bahwa penyebab pneumothorak pada pasien tersebut kemungkinan besar adalah vape. Ia juga meminta pasien tersebut untuk berhenti menggunakan vape, dan pasien tersebut tidak mengalami kekambuhan lagi.
Selain pneumothorak, perokok elektronik juga dapat mengalami radang paru-paru (pneumonia). Radang paru-paru adalah infeksi pada paru-paru yang dapat menyebabkan nyeri dada, sesak napas, dan batuk berdahak.
Prof. Agus juga pernah menangani pasien berusia 18 tahun yang mengalami radang paru-paru akibat penggunaan vape. Pasien tersebut mengalami sesak napas dan batuk-batuk selama tiga bulan setelah menggunakan vape. Setelah dirontgen, ditemukan adanya radang paru-paru.
Prof. Agus mengatakan bahwa radang paru-paru pada pasien tersebut juga kemungkinan besar disebabkan oleh vape.
Ia memberikan obat antibiotik kepada pasien tersebut dan memintanya untuk berhenti menggunakan vape. Setelah itu, kondisi pasien tersebut membaik dan tidak pernah datang lagi ke rumah sakit.
Dari kasus-kasus yang dilaporkan, Prof. Agus menyimpulkan bahwa vape juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan paru. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan vape.