Meniru Otak Manusia! Bagaimana Komputasi Neuromorfik Akan Mengubah Teknologi Masa Depan

Ilustrasi otak
Sumber :
  • Pixabay

Bandung, VIVA – Komputasi neuromorfik, sebuah inovasi revolusioner dalam dunia teknologi, semakin menarik perhatian sebagai kunci untuk masa depan kecerdasan buatan. Dengan meniru cara kerja otak manusia, teknologi ini menjanjikan peningkatan efisiensi dan kemampuan lebih cerdas dalam pengolahan data. Apa sebenarnya komputasi neuromorfik, dan bagaimana dampaknya bagi teknologi masa depan?

Komputasi neuromorfik adalah pendekatan baru salam desain sistem komputer yang terinspirasi oleh struktur dan fungsi otak manusia. Berbeda dengan arsitektur komputer tradisional yang berbasis pada prinsip Von Neumann, komputasi neuromorfik meniru cara kerja neuron dan sinaps dalam otak. Teknologi ini menggunakan chip neuromorfik yang dirancang untuk meniru proses syaraf biologis, memungkinkan pengolahan informasi yang lebih mirip dengan cara kerja otak manusia.

Ilustrasi otak

Photo :
  • Pixabay

Menurut Dr. Dharmendra S. Modha, salah satu pelopor dalam bidang neuromorfik, "komputasi neuromorfik menawarkan paradigma baru dalam komputasi dengan meniru cara otak memproses informasi. Ini membuka peluang untuk sistem yang lebih efisien dan cerdas"

salah satu keuntungan utama dari komputasi neuromorfik adalah kemampuannya dalam pengolahan data yang efisien. Chip neuromorfik memproses informasi secara paralel dan dengan konsumsi energi yang sangat rendah, menjadikannya ideal untuk aplikasi yang membutuhkan pemrosesan data real-time, seperti dalam robotika dan perangkat IoT (internet of Things). Misalnya, sistem neuromorfik dapat meningkatkan kemampuan robot dalam pengenalan pola dan pengambilan keputusan secara cepat.

Selain itu, teknologi ini juga berpotensi besar dalam kecerdasan buatan. Dengan meniru proses belajar dan adaptasi otak manusia. Sistem neuromorfik dapat mengembangkan kemampuan machine learning yang lebih fleksibel "Dengan komputasi neuromorfik, kita dapat mendekati level kecerdasan buatan yang lebih mendekati manusia, membuka kemungkinan untuk aplikasi AI yang lebih canggih dan alami", ujar Dr. Modha.