Ini 8 Makanan Tradisional untuk Cegah Anak Stunting

Ilustrasi kaki bayi
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia yakni stunting. Meskipun angka prevalensi stunting di Indonesia telah menurun menjadi 24,4 persen pada tahun 2021 (dari 26,92 persen di tahun 2020), namun, angka tersebut masih dinilai tinggi jika dibanding standar dari WHO, yaitu tidak lebih 20 persen.

Akses terhadap makanan dan minuman sangat erat kaitannya dengan permasalahan gizi. Beberapa penelitian dan kajian ilmiah di berbagai daerah menunjukkan bahwa pangan, hidrasi, dan kuliner berbasis kearifan lokal dapat menjadi salah satu faktor sukses penanggulangan stunting di Indonesia.

Salah satu cara untuk meningkatkan gizi masyarakat adalah melalui makanan tradisional yang mungkin ditinggalkan karena ada yang lebih praktis.

"Strategi gastronomi dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi berbagai hidangan yang enak dan menyehatkan dapat memperbaiki gizi anak dan menurunkan stunting," kata Dewan Pakar Indonesia Gastronomy Community, Hindah Muaris.

Lebih lanjut Hindah memaparkan, misalnya dengan pendekatan gastronomi yang ‘smart’, kaum muda membantu akselerasi pencegahan stunting sejak dini dengan mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan tradisional, bergizi seimbang, berprotein tinggi dari bubur kacang hijau dan telur rebus, juga ada bahan pangan lokal yang mudah ditemukan dan punya nilai gizi tinggi seperti umbi-umbian, jagung dan kacang-kacangan, serta memenuhi kecukupan minum air putih dua liter per hari.

Menu sehat untuk anak juga dapat disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Potensi pangan Indonesia yang melimpah berasal dari pertanian, perkebunan, peternakan dan kelautan menjadi salah satu asupan nutrisi yang baik untuk anak.

Beberapa menu makanan tradisional Indonesia diketahui dapat membantu mencegah stunting lantaran mengandung zat gizi yang baik untuk mereka. Berikut di antaranya:

1. Selat Solo

"Daging merah kalau tradisional Indonesia ada selat solo makanan akulturasi barat menjadi hidangan populer. Selat solo menggunakan daging merah. Kandungan protein bisa mencegah stunting," kata Hindah.

2. Keong

"Keong, atau tutut ii escargot van java ini proteinnya tinggi," kata dia lebih lanjut.

3. Catemak Jagung

Berasal dari NTT, catemak jagung adalah dessert dari jagung, kacang tanah, kacang hijau, labu ini bisa disebut dengan one dish meal.

4. Bubur Pedas

Berasal dari Maluku Utara ini terdiri dari 20 jenis sayuran dicapur dengan ikan dan ditambah kacang-kacangan.

5. Gohu Ikan

Ini merupakan sashimi ala Ternate, ini terbuat dari ikan Tuna ataupun Cakalang mentah.

6. Ikan Bakar Batu

Berasal dari Papua, ini dimana ikan dibakar dengan sistem asap yan dibalut oleh daun dan sayur seperti daun pepaya, daun paku, kangkung, dan daun pisang.

7. Sayur Kelor

Berasal dari Sulawesi Tengah, daun kelor diketahui mengandung antioksidan, anti radang dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

8. Lawa

Berasal dari Kalimantan Utara, lawa adalah makanan yang dibuat dari rumput laut yang dicampur dengan kelapa.(dra)