Psikolog: Kerumunan Massa Bisa Munculkan Rasa Panik
- ANTARA
BANDUNG – Ketua Ikatan Psikolog Klinis Wilayah DKI Jakarta Anna Surti Ariani mengatakan kerumunan massa dapat memunculkan dampak psikologis tertentu pada manusia, salah satunya adalah rasa panik.
Tragedi di Kanjuruhan, Malang, Itaewon, Korea Selatan hingga pembatalan festival musik karena melebihi batas aman pengunjung berhubungan erat dengan membludaknya kerumunan orang di suatu tempat dalam satu waktu.
Anna mengatakan kondisi yang penuh sesak dapat menyebabkan psikologis tertentu pada seseorang, salah satunya adalah rasa panik.
"Jadi kepanikan itu sebenarnya bukan menular, tapi tempat yang penuh itu menciptakan psikologis sendiri, tempat yang crowded itu memunculkan psikologis tertentu," ujar Anna dikutip dari Antara, Jumat 4 November 2022.
Lebih lanjut, Anna menjelaskan saat berada dalam lokasi yang penuh orang, tanpa ruang gerak, dan sesak, secara psikologis seseorang akan merasa lebih terancam.
Ketika peristiwa tertentu terjadi, maka orang tersebut akan berlomba untuk mencari tempat teraman.
Anna mengatakan salah satu cara agar tidak menimbulkan rasa panik adalah dengan menjauhi kerumunan dan selalu mematuhi protokol keselamatan meski kini terdapat banyak kelonggaran.
"Memang rekomendasinya adalah kita menghindari, tempat-tempat yang berdesakan. Tapi jangan lupa kalau ke yang lebih ramai, kita harus tahu ke mana harus melangkah agar lebih aman," kata Anna.
Anna mengatakan meledaknya kerumunan di suatu acara lantaran euforia masyarakat terhadap dibukanya kembali berbagai aktivitas outdoor atau di luar ruangan, seperti festival musik, pertandingan bola atau perayaan hari spesial.
Menurut Anna, hadir di sebuah acara yang mengundang banyak orang bukanlah hal yang dilarang. Yang terpenting adalah tahu batasan kapan harus menghindar dan bertahan di suatu tempat.
"Kan udah kangen jadi mulai heboh, ya memang kita membutuhkan itu untuk bertemu orang. Karena perjumpaan dengan bertemu langsung itu beda rasanya. Tapi kalau mau aman ya prokesnya harus dijalani," ujar Anna.(dra)