Deep Research, Alat AI Baru Google untuk Hasil Riset Lebih Komperhensif
- id.pinterest.com
VIVABandung – Google kembali melangkah maju dalam ranah kecerdasan artifisial dengan memperkenalkan alat revolusioner bernama Deep Research.
Inovasi terbaru ini memanfaatkan kemampuan bot Gemini untuk menjelajahi jaringan internet dan menghasilkan laporan komprehensif berdasarkan temuan penelusurannya.
Deep Research dirancang untuk memberikan pengalaman penelitian yang lebih mendalam dan sistematis bagi penggunanya.
Melalui fitur ini, pengguna dapat meminta Gemini untuk menyelidiki topik tertentu, dan chatbot akan secara otomatis merancang "rencana penelitian multi-langkah" yang dapat diedit atau disetujui oleh pengguna.
Hal ini membuka kemungkinan baru dalam proses pencarian dan pengumpulan informasi secara digital.
Saat ini, alat ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Deep Research hanya tersedia dalam bahasa Inggris dan eksklusif untuk pelanggan Gemini Advanced.
Untuk mengaksesnya, pengguna perlu membuka layanan Gemini dan mengubah dropdown model menjadi Gemini 1.5 Pro dengan Deep Research.
Peluncuran Deep Research mencerminkan tren yang sedang berkembang di industri kecerdasan artifisial, di mana perusahaan-perusahaan teknologi berlomba mengembangkan agen AI yang mampu melakukan tugas penelitian secara mandiri.
Google tampaknya berupaya memposisikan diri di garis depan inovasi ini, menghadirkan solusi yang dapat mempermudah proses pencarian dan analisis informasi.
Seiring dengan pengenalan Deep Research, Google juga mengumumkan kehadiran Gemini Flash 2.0, sebuah versi model baru yang ditujukan untuk para pengembang.
Langkah ini menunjukkan komitmen Google dalam terus memperluas ekosistem AI dan menyediakan alat-alat mutakhir bagi komunitas teknologi.
Kehadiran alat seperti Deep Research membuka pertanyaan menarik tentang masa depan penelitian dan pencarian informasi.
Dengan kemampuan AI untuk menelusuri, mengumpulkan, dan menganalisis data dari seluruh penjuru web, proses penelitian tradisional berpotensi mengalami transformasi signifikan.
Meskipun demikian, tantangan etis dan akurasi informasi tetap menjadi pertimbangan penting. Kemampuan AI untuk membedakan sumber tepercaya dan informasi yang valid masih memerlukan pengawasan dan intervensi manusia.
Google tampaknya menyadari hal ini dengan memberikan opsi edit dan persetujuan dalam rencana penelitian.
Ke depannya, masyarakat dapat mengantisipasi perkembangan lebih lanjut dalam teknologi penelitian berbasis AI, dengan Google sebagai salah satu pionernya.****