Setelah 15 Tahun, Bukalapak Pamit dari Produk Fisik dan Siapkan Layanan Digital Unggulan
- id.pinterest.com
VIVABandung – Bukalapak, yang dikenal sebagai salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia, telah membuat langkah besar dalam transformasi bisnisnya.
Sejak didirikan pada 2010 oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid, Bukalapak memiliki tujuan mulia untuk membantu pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) memasarkan produk mereka secara online.
Pada awal berdirinya, Bukalapak dikenal sebagai platform yang memfasilitasi penjualan sepeda lipat dan aksesori sepeda, seiring dengan tren sepeda yang sedang naik daun saat itu.
Melalui proses panjang dan perubahan besar, Bukalapak berhasil menarik perhatian banyak penjual dan pengguna.
Pada 2013, platform ini mencatatkan transaksi harian sebesar Rp 500 juta, dengan lebih dari 80.000 penjual yang tergabung.
Namun, seiring berjalannya waktu, Bukalapak mulai memperluas jangkauannya dengan menambah kategori produk yang lebih beragam.
Hingga akhirnya, pada Januari 2020, terjadi perubahan besar dalam kepemimpinan Bukalapak.
Pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, mengundurkan diri dari jabatan CEO dan digantikan oleh Rachmat Kaimuddin.
Perubahan ini mengindikasikan bahwa Bukalapak sedang merancang strategi baru untuk menghadap persaingan yang semakin ketat di dunia e-commerce.
Tahun 2021 menandai pencapaian besar lainnya untuk Bukalapak, ketika mereka berhasil melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten BUKA.
Namun, kini, setelah lebih dari satu dekade beroperasi, Bukalapak memutuskan untuk menghentikan operasional penjualan produk fisik di platform marketplace mereka mulai Januari 2025.
Langkah ini diambil untuk fokus pada penjualan produk virtual, seperti pulsa prabayar, paket data, token listrik, dan voucher digital emas.
Transformasi ini bukanlah keputusan yang diambil dengan mudah.
Bukalapak menjelaskan bahwa keputusan untuk menghentikan layanan produk fisik adalah bagian dari upaya untuk memperkuat posisinya di industri digital yang berkembang pesat, sekaligus menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan pasar.
Layanan marketplace akan tetap beroperasi dengan fokus pada produk virtual, dan Bukalapak berkomitmen untuk membuat transisi ini semulus mungkin, bagi para penjual yang terdampak.
Perubahan ini menjadi bukti bahwa Bukalapak terus beradaptasi dan mencari peluang terbaik untuk tumbuh.
Dengan strategi baru ini, Bukalapak berharap dapat semakin memperkuat ekosistem produk virtual di Indonesia dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh pemangku kepentingan.
Dengan keputusan ini, Bukalapak berharap bisa tetap menjadi pemain utama di industri e-commerce, meskipun dengan fokus yang lebih sempit namun strategis pada produk virtual.