Ini Dia Fakta Anak ADHD yang Jarang Diketahui Orang Tua

Ilustrasi Anak ADHD
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Memiliki anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) memberikan tantangan tersendiri bagi orang tua.

Psikolog Dra. Ratu Ade Waznah Sofwat, Psi, M.Psi menjelaskan bahwa anak ADHD mengalami gangguan perilaku yang berbeda dari anak pada umumnya.

"Anak dengan ADHD adalah anak yang mengalami gangguan perilaku yang perkembangan perilakunya tidak sesuai dengan anak-anak pada umumnya," jelasnya.

Diagnosa ADHD umumnya baru terdeteksi saat anak berusia 7 tahun.

Ini terjadi karena pada usia tersebut anak mulai memasuki pendidikan formal yang membutuhkan pemahaman tentang disiplin dan konsekuensi.

Orang tua dengan anak ADHD menghadapi tantangan emosional yang besar.

Bahkan orang tua yang bekerja sering mengalami kesulitan mengelola emosi saat menghadapi perilaku anak.

"Orang tua dengan anak yang dalam tanda petik normal saja biasanya mempunyai kemampuan emosi yang terbatas, terutama orang tua yang bekerja," ungkap Dra. Ratu Ade Waznah Sofwat.

Dra. Ratu Ade Waznah Sofwat menyarankan orang tua untuk mengambil waktu istirahat singkat sebelum berinteraksi dengan anak.

"Sebaiknya ketika pulang dari kerja, dia harus memberikan waktu buat dirinya sendiri sekitar 10 sampai 15 menit," tambahnya.

Untuk diketahui, ADHD memiliki tiga tipe berbeda. Pertama, tipe hiperaktif dengan aktivitas berlebih. Kedua, tipe inatensi yang kombinasi dengan hiperaktif.

Ketiga, tipe ADD (Attention Deficit Disorder) di mana anak tidak hiperaktif namun sulit fokus.

 

Ilustrasi Anak ADHD

Photo :
  • Pinterest

 

Yang mengejutkan, anak ADHD umumnya memiliki IQ rata-rata atau bahkan di atas rata-rata.

"Score IQ-nya itu rata-rata, jadi enggak di bawah. Jadi pasti anak ini pintar sebetulnya, hanya kemampuan dia untuk mengatasi motoriknya itu masalah," jelas Dra. Ratu Ade Waznah Sofwat.

Pendekatan yang tepat sangat penting dalam menangani anak ADHD. Orang tua disarankan untuk memberikan instruksi yang jelas dan konsisten.

Kekerasan fisik harus dihindari karena justru dapat memperburuk kondisi.

Komunikasi positif dan bonding yang tepat menjadi kunci dalam pengasuhan.

Orang tua juga perlu menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental mereka sendiri untuk dapat mendampingi anak dengan optimal.****