Dokter Spesialis Obgyn Ungkap Kebiasaan Sepele Ini Bisa Picu Kanker Serviks
- Tangkap Layar Youtube UMM Hospital
VIVABandung – Banyak wanita tidak menyadari bahwa kebiasaan sehari-hari dalam merawat organ intim bisa membawa dampak serius bagi kesehatan reproduksi.
Perilaku yang tampak sederhana ternyata berpotensi memicu masalah kesehatan yang serius.
Dokter Spesialis Obgyn UMM Hospital, dr. Halida Nelasari, Sp.OG(K) mengungkapkan pentingnya deteksi dini kanker serviks. Beliau menekankan bahwa wanita yang sudah aktif secara seksual wajib melakukan pemeriksaan rutin.
"Sebaiknya kalau misalnya perempuan tersebut sudah pernah berhubungan seksual, dalam artian sudah menikah ataupun belum, itu sebaiknya melakukan pap smear atau deteksi dini," tegas dr. Halida dalam Channel Youtube UMM Hospital.
Pemeriksaan ini dianjurkan dilakukan setahun sekali bagi wanita yang masih aktif secara seksual. Tujuannya untuk mendeteksi kemungkinan infeksi atau tanda-tanda menuju keganasan.
Kabar baiknya, pemerintah kini memiliki program pencegahan kanker serviks yang terjangkau. Pemeriksaan IVA test tersedia gratis di Puskesmas. Bahkan, dokumentasi IVA (DuIVA) bisa dilakukan dengan teknologi sederhana.
"Di Puskesmas atau klinik kecil, kita bisa melakukan DuIVA. Jadi saat itu mulut rahim kita tetesi dengan asam asetat 5%, kemudian kita tunggu sekitar 2 sampai 3 menit ada enggak perubahan di mulut rahimnya," jelas dr. Halida.
Program pencegahan juga menyasar generasi muda. Pemerintah kini menggalakkan vaksinasi HPV gratis untuk siswi kelas 5 dan 6 SD.
Vaksinasi di usia dini ini lebih efektif dibanding setelah aktif secara seksual.
Beberapa tanda bahaya yang perlu diwaspadai:
- Perdarahan di luar siklus haid
- Perdarahan setelah berhubungan seksual
- Keputihan yang disertai bercak darah
- Perubahan siklus menstruasi yang tidak normal
Dr. Halida juga mengingatkan pentingnya pemeriksaan triple eliminasi bagi ibu hamil.
"Di Puskesmas ada pelayanan ANC terpadu yang gratis. Ibu hamil bisa melakukan pemeriksaan triple eliminasi, yaitu pemeriksaan Hepatitis B, Sifilis, dan HIV," tambahnya.****