Anak Tantrum Saat Diminta Lepas Gadget, Orangtua Wajib Lakukan Ini

Ilustrasi Anak Terlalu Sering Main HP
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Kecanggihan teknologi membawa dampak tersendiri bagi tumbuh kembang anak.

Tidak jarang, orangtua kini dihadapkan pada situasi di mana anak menunjukkan ketergantungan pada gadget. Tanda-tanda kecanduan gadget pada anak sebenarnya mudah dikenali.

Dokter Spesialis Anak, dr. Dimple Nagrani, Sp.A dalam Channel Youtube HappyKids Parenting, menyebutkan salah satu tandanya adalah perubahan fokus mata yang terganggu.

Anak yang kecanduan gadget juga kerap menunjukkan emosi tidak stabil. Mereka cenderung mudah marah, terutama saat diminta berhenti menggunakan perangkat digital tersebut.

Yang lebih mengkhawatirkan, kecanduan gadget dapat memicu keterlambatan bicara atau speech delay pada anak. Kondisi ini tentu perlu segera diatasi.

Ilustrasi Anak Terlalu Sering Main HP

Photo :
  • Pinterest

Para ahli menyarankan untuk melakukan "reset" kebiasaan anak yang sudah mengalami kelebihan screen time. Proses ini membutuhkan waktu sekitar tiga minggu.

Kunci utama keberhasilan reset kebiasaan ini terletak pada konsistensi orangtua.

"Kalau kita tidak konsisten, ini adalah salah satu faktor penyebab anak tantrum," ungkap dr. Dimple Nagrani.

Orangtua sering terjebak dalam pola memberikan gadget saat sibuk, lalu mengambilnya kembali saat senggang. Pola tidak konsisten ini justru membuat anak kebingungan.

Masa paling kritis dalam proses reset ini adalah 4-7 hari pertama. Namun dengan konsistensi yang tepat, proses selanjutnya akan lebih mudah.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyingkirkan semua gadget dari jangkauan anak. Ini berlaku untuk semua anggota keluarga, termasuk orangtua.

"Mama dan Papa tidak boleh memegang HP, nenek kakek tidak boleh memegang HP di dekat si kecil," tegas dr. Dimple Nagrani.

Gadget sebaiknya disimpan di tempat yang tidak terlihat anak.

Penting untuk dipahami bahwa anak tidak akan langsung bisa duduk tenang tanpa gadget. Orangtua wajib menyiapkan berbagai aktivitas pengganti yang menarik.

Saat berinteraksi dengan anak, biasakan untuk melatih kontak mata. Hal ini penting untuk memulihkan fokus mata yang sebelumnya terganggu akibat terlalu sering menatap layar.

Tantangan terbesar adalah saat anak menangis atau meronta meminta gadget. Dalam situasi ini, dr. Dimple Nagrani menyarankan orangtua harus tetap tenang dan konsisten

Cara terbaik menghadapi situasi tersebut adalah dengan menatap mata anak dan dengan lembut menjelaskan bahwa gadget tidak bisa diberikan saat itu.

Pengalihan ke aktivitas fisik seperti bersepeda, berlari, atau melompat terbukti efektif menenangkan anak yang sedang tantrum.

Meski terasa berat di awal, konsistensi dalam menerapkan batasan gadget akan membawa dampak positif pada hubungan orangtua dan anak.

Setelah masa reset, anak tetap boleh menggunakan gadget namun dengan batasan yang sesuai rekomendasi ahli. Penggunaan yang terkontrol lebih baik daripada larangan total.

Orangtua perlu memahami bahwa proses ini membutuhkan kesabaran. Hasil positif tidak akan terlihat dalam semalam.

Yang terpenting adalah menjaga komunikasi hangat dengan anak selama proses pembatasan gadget berlangsung.****