Pahami Penyakit Kuning pada Bayi yang Bisa Terjadi Meski ASI Melimpah
VIVABandung – ASI yang melimpah ternyata tidak menjamin bayi terbebas dari penyakit kuning. Kondisi ini sering membuat orangtua khawatir dan bingung.
"Jaundice pada bayi tidak hanya disebabkan kurang ASI, sebaliknya, ASI yang terlalu banyak atau cukup ASI juga bisa menyebabkan jaundice pada bayi," demikian penjelasan Dokter Spesialis Anak, dr. Dimple Nagrani, Sp.A, dalam Channel Youtube HappyKids Parenting.
Fenomena bayi kuning atau jaundice memang menjadi momok bagi para orangtua baru. Banyak yang mengira kondisi ini hanya terjadi karena kekurangan ASI.
"Ada dua jenis jaundice pada bayi yang pertama adalah fisiologis, ini artinya normal, tidak ada masalah, bayi okay, sehat, happy, kenaikan berat badan okay, tidak ada masalah sama sekali," jelas dr. Dimple Nagrani.
Pada kasus kuning fisiologis, bayi tetap aktif, sehat, dan mengalami penambahan berat badan normal. Orangtua tidak perlu khawatir berlebihan.
"Yang kedua adalah patologis. Patologis adalah ketika bayinya terlihat lemah, terlihat sakit, kuningnya karena dehidrasi atau kuningnya karena masalah empedu," tambah dr. Dimple Nagrani.
Warna kuning pada kulit bayi disebabkan oleh pigmen yang disebut bilirubin. Zat ini sebenarnya terdapat dalam sel darah merah.
"Kuning pada bayi itu biasanya bergerak dari atas ke bawah, warna kuning terlihat di wajah terlebih dahulu. Jadi biasanya wajah lebih kuning dibanding dada, dada lebih kuning dibanding paha, jadi seperti gradasi kuning," jelas dr. Dimple Nagrani.
dr. Dimple Nagrani Menyarankan beberapa langkah penanganan, termasuk konsultasi rutin dengan dokter anak untuk memantau perkembangan.
"Solusinya nomor satu diskusi, konsultasi, konsultasi. Yang utama kita jangan panik. Dokter anak kita ada untuk menenangkan kita, jadi tanyakan saja," jelas dr. Dimple Nagrani.
Pemberian ASI tetap bisa dilanjutkan seperti biasa. Tidak perlu mengganti dengan susu formula meskipun warna kuning disebabkan oleh ASI.
"Tetap berikan ASI seperti biasa. Tidak ada masalah. Kita tetap bisa memberikan ASI ke bayi kita dan tidak perlu diganti dengan susu formula, walaupun warna kuningnya disebabkan oleh ASI."
Pemantauan warna feses juga krusial. Pada hari ketiga setelah kelahiran, warna feses seharusnya berubah dari hitam kehijauan menjadi kuning kehijauan.
"Pantau warna BAB, biasanya di hari ketiga setelah lahir warna BAB sudah tidak kehitaman hijau lagi tapi mulai kuning kehijauan. Ini tanda bahwa Bil Rubin yang menyebabkan bayi kuning sudah keluar," jelas dr. Dimple Nagrani.
Mitos tentang berjemur untuk mengatasi bayi kuning perlu diklarifikasi.
"Kita tidak bisa menggantikan anjuran dokter untuk terapi cahaya menurunkan kuning pada bayi dengan menjemur," tegas dr. Dimple Nagrani.
Kondisi kuning fisiologis biasanya muncul pada usia 2-3 hari dan paling jelas terlihat di area mata karena warnanya yang putih.
"Kuning fisiologis biasanya hilang sekitar 6 sampai 12 minggu yaitu 1,5 sampai 3 bulan, jadi sampai usia 3 bulan masih bisa terlihat kuning," Ungkap dr. Dimple Nagrani.
Penimbangan berat badan bayi secara teratur juga penting untuk memastikan kecukupan ASI. Sebaiknya dilakukan tanpa pakaian dan popok.
Bayi juga tetap aktif menangis dan mau menyusu. Ini menandakan bahwa ASI sebenarnya mencukupi kebutuhan bayi.
Masa pemulihan kuning fisiologis bisa berlangsung hingga 6-12 minggu atau sekitar 1,5 sampai 3 bulan.****