Diduga Idap Pedofilia dan Eksibisionis, Ibu Muda Jambi Cabuli 17 Anak, Ini Penjelasannya

Yunita Sari, ibu muda yang cabuli belasan anak
Sumber :
  • Instagram @ratumas_yunita_sari_anggraini

Bandung – Seperti yang beredar di banyak pemberitaan, seorang Ibu muda berusia 25 tahun di Jambi ditetapkan sebagai tersangka karena telah mencabuli 17 anak usia kisaran 8 sampai 15 tahun.

Perempuan berinisial YS tersebut diketahui memiliki rental playstation (PS) sehingga ia mudah melakukan aksi tak wajarnya.

Tidak hanya menyasar anak laki-laki, diketahui beberapa korbannya juga anak perempuan.

Berdasarkan informasi yang dirilis VIVA, dari 17 korban, 6 diantaranya adalah anak perempuan, dan 11 lainnya merupakan anak laki-laki.

Jika pada umumnya pelaku pencabulan adalah seorang pria atau laki-laki, namun kasus di Jambi ini justru dilakukan oleh perempuan. Bahkan diketahui, mama muda tersebut sudah memiliki suami dan anak.

Atas fantasi seksual yang tak wajar tersebut, Kepala UPTD PPA Jambi menduga bahwa pelaku pencabulan terhadap belasan anak di Jambi itu mengidap Pedofilia dan Eksibisionis.

Melansir dari VIVA pada Rabu, 8 Februari 2023, eksibisionis merupakan sebuah kondisi yang ditandai dengan adanya dorongan fantasi untuk mengekspos alat kelamin seseorang terhadap orang lain yang benar-benar tidak menginginkannya.

Orang dengan gangguan eksibisionis ini ternyata memiliki sebuah preferensi untuk menunjukkan alat kelaminnya pada target atau korbannya. Biasanya korbannya sendiri bisa anak-anak, remaja, orang dewasa atau keduanya.

Kondisi semacam ini, membuat para pengidap eksibisionis tidak merasa malu dan takut untuk menunjukkan alat kelaminnya sendiri. Justru sebaliknya, mereka dengan beraninya dan penuh semangat jika memperlihatkan alat kelaminnya tersebut pada orang lain.

Belum diketahui secara pasti faktor yang menyebabkan seseorang mengidap Eksibisionis. Namun, secara umum dapat diperkirakan bahwa orang mengidap Eksibisionis karena tiga hal. Pertama karena gangguan kepribadian antisosial, kedua karena gangguan parafilia, dan ketiga karena penyalahgunaan zat.

Tidak hanya itu, pendapat lain menyebutkan bahwa adanya pengalaman pelecehan seksual pada masa anak-anak, dan hypersexuality menjadi salah satu hal yang juga berpotensi memunculkan gangguan Eksibisionis.

Sementara itu, Pedofilia merupakan bentuk gangguan maupun kelainan seksual yang meliputi nafsu seksual terhadap anak-anak maupun remaja di bawah usia 14 tahun.

Para pengidap Pedofilia bisa mendapatkan sebutan pedofil jika usianya tak kurang dari 16 tahun dan memiliki kelainan seksual yang berlangsung selama 6 bulan lamanya. Pengidap pedofilia biasanya mencapai sebuah keintiman seksual melalui sebuah menipulasi alat kelamin yang biasanya dimiliki oleh anak-anak dibawah umur. 

Tidak hanya itu, mereka juga bisa melalui penetrasi penis sebagian, atau seluruhnya, terhadap organ kelamin anak-anak. Bahkan parahnya lagi, tak jarang ditemui adanya pemaksaan pada anak-anak untuk mau melakukan anak atau oral genital.

Pedofilia sendiri merupakan masalah kesehatan yang berhubungan dengan mental maupun kejiwaan. Biasanya, gangguan atau kelainan ini memicu seseorang untuk melakukan tindakan yang selalu melibatkan anak sebagai tujuan atau sasaranya sehingga sering kali bentuk tindakan pedofilia ini bisa disebut juga sebagai pelampiasan nafsu seksual.

Sebagaimana Eksibiosis, penyebab Pedofilia juga belum diketahui secara pasti. Hal tersebut dikarenakan, adanya masalah psikologis yang baru dapat perhatian dan diteliti lebih mendalam beberapa waktu terakhir. Sulitnya menemukan penyebab pasti pedofilia juga diyakini karena ada perbedaan latar belakang dan karakter tiap individu.

Kendati demikian, dugaan sementara Pedofilia disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:

• Pernah mengalami pelecehan seksual saat usia anak-anak dan menjadi trauma tersendiri.

• Terdapat gangguan perkembangan saraf, otak, hingga kelainan hormon

• Kurang dari enam tahun pernah mengalami cedera bagian kepala

• Mempunyai orang tua, khususnya ibu, yang mengidap gangguan psikiatri

• Adanya tingkat IQ yang rendah.

Sedangkan gejala Pedofilia ini dapat diditeksi melalui perilaku-perilaku berikut:

• Menampakkan adanya perilaku yang akrab dengan anak

• Suka menonton pornografi berobjek anak-anak

• Kerap melakukan perilaku seksual kepada anak

• Fokus memperhatikan anak-anak yang akan menjadi target

• Suka melakukan kontak fisik dengan anak yang mula-mula menyentuh tangan hingga akhirnya organ kelamin

• Seorang antisosial dan kerap menyendiri

• Beberapa pedofil merupakan orang yang menyalahgunakan narkotika dan obat terlarang.