Sandiaga Uno Beberkan Kerugian Gegara Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
- unggahan Instagram @sandiuno
VIVa Bandung – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengaku kecewa atas dicoretnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2023.
"Tentu saya sangat kecewa ya dan terpukul dibatalkannya, tapi harus tetap berdiri tegak dan kita harus tegar. Kita harus memberikan semangat, cepap move on untuk bisa mengganti event-event yang juga lebih bisa menopang agar kerugian ini tidak maksimal," kata sandi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat, 31 Maret 2023.
Sandi mengatakan batalnya Indonesia menjadi tuan rumah itu berdampak pada kerugian ekonomi maupun pariwisata secara langsung. Pasalnya, beberapa venue untuk Piala Dunia U-20 itu sudah direnovasi untuk digunakan dan menghabiskan anggaran besar.
"Total kita sedang mengkaji dan sudah keluar hasil kajian awal dimana venue-venue tersebut sudah direnovasi beberapa tahun terakhir oleh KemenPUPR, Kemenpora. Ini jumlahnya di atas Rp500 miliar lebih," ujarnya.
Sementara itu, target kunjungan wisatawan mancanegara yang terdampak langsung sekitar 1.500 orang. Jumlah itu bisa lebih dari 50 ribu orang bila ada tambahan supporter.
"Target pendapatan berbasis jumlah penonton sekitar 2 juta dalam pertandingan-pertandingan yang sudah disusun di enam kota itu total lebih dari 2,3 juta penonton. Dan minimal dampaknya itu mencapai Rp3,7 triliun," ungkapnya.
Dia menyebut jumlah kerugian itu adalah angka minimum dan kemungkinan bisa bertambah.
Selain itu, pembatalan ini juga bisa berdampak pada reputasi Indonesia sebagai penyelenggara event-event di kelas dunia. Termasuk citra dan reputasi Indonesia sebagai destinasi unggulan.
"Tahun ini juga banyak event dan kita juga menjadi tuan rumah keketuaan ASEAN. Itu jangan sampai reputasi kita yang sudah begitu sulitnya kita bangun ini terdampak," jelas Sandi.
Sandi menambahkan hal ini juga berdampak pada hotel-hotel dan penginapan di sekitar venue pertandingan yang semuanya telah terpesan habis.
"Kita harus mencarikan jalannya agar kerugiannya tidak maksimal, tapi akan kita coba pelajari kemungkinan akan adanya event-event. Itu yang lagi kita coba diskusikan dengan tim kami dari Deputi Bidang Penyelenggaraan Kegiatan," tandas Sandi.