Dukun Pengganda Uang Terancam Hukuman Mati, Polri: Jumlah Korban Total Ada 12 Orang

Mbah Slamet dukun pengganda uang ditangkap polisi
Sumber :
  • VIVA/Ronaldo Bramantyo

Viva Bandung – Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto mengatakan, Mbah Slamet dijerat pasal pembunuhan tingkat pertama Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati.

Mbah Slamet alias Slamet Tohari, 45 tahun, dukun penggalang dana di Banjarnegara, ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Banjarnegara.

Berdasarkan hasil penyelidikan, dukun asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara itu menewaskan 12 korban. 

"Setelah kami melakukan pemeriksaan terhadap tersangka maupun alat bukti yang kami dapatkan, kami kenakan pasal 340 KUHP yaitu pembunuhan berencana. Dengan ancaman hukuman mati, seumur hidup, paling lama 20 tahun," kata Hendri di Mapolres Banjarnegara, Selasa (4/4/2023).

Hendri mengungakapkan, hingga saat ini pihaknya telah menemukan 12 jasad korban yang dikubur di sebuah ladang tak begitu jauh dari rumahnya. Namun, ia mengaku akan terus melakukan pendalaman terkait kasus tersebut.

"Untuk jumlah korban total ada 12 orang. Terakhir ditemukan 2 orang, laki-laki dan perempuan yang dikubur oleh tersangka dalam satu lubang," ungkap Hendri.

Jenazah korban dukun pengganda uang di Banjarnegara

Photo :
  • VIVA.co.id

Menurut Hendri, Mbah Slamet tidak sendirian dalam melancarkan aksinya. Dia memiliki tangan panjang atau pembantu yang kini juga sudah ditangkap oleh polisi.

sosok ajudan adalah temannya sendiri yang berinisial BS. Dia tinggal di Pekalongan, Jawa Tengah dan pekerjaannya mengiklankan dan menghubungi korban melalui halaman Facebook-nya.  

“Mbah Slamet ini punya tangan kanan namanya BS, satu tahun yang lalu BS ini mengupload ke Facebook isinya bahwa ST ini adalah orang pintar yang bisa menggandakan uang,” jelas Hendri.

Setelah menemukan target, BS kemudian bertugas mempertemukan korban dengan Mbah Slamet dengan iming-iming penggandaan uang hingga miliaran rupiah.

“BS ini mempertemukan korban PO dengan Mbah Slamet, dari situ lah akhirnya korban tertarik memberikan uang, mahar berkali-kali tapi harapan pengandaan uang tidak didapatkan,” pungkasnya.