Diresmikan Presiden BJ Habibie, Ini Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al Zaytun

Ponpes Al Zaytun Indramayu
Sumber :
  • al-zaytun.sch.id

VIVA Bandung – Belakangan ini warganet dihebohkan dengan Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu yang disebut-sebut kerap kali menuai kontroversi. Mulai dari shaf sholat untuk pria dan wanita sejajar saat Idul Fitri, santrinya yang menyanyikan lagu Yahudi hingga diduga memperbolehkan zina karena dosanya bisa ditebus dengan uang ramai diperbincangkan di media sosial.

Sontak saja karena berbagai kontroversi tersebut, banyak publik yang penasaran dengan bagaimana pesantren tersebut bisa berdiri hingga kini meski banyak ajarannya yang dianggap sesat. 

Sejarah Ponpes Al Zaytun 

Pondok Pesantren Al Zaytun didirikan oleh Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang pada tahun 1996 di atas tanah seluas 1.200 hektar. Ponpes ini berlokasi di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. 

Sebelum itu, Ponpes Al Zaytun berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Indonesia. Ponpes Al Zaytun diresmikan langsung oleh Presiden ke-3 Indonesia, BJ Habibie pada 27 Agustus 1999 silam. 

Prof. Dr. DR (HC) Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang MP sebagai pemimpinnya. Pesantren ini juga menjadi salah satu pelopor pesantren lain yang dibangun di Jawa Barat. Sejak dibangun, Panji Gumilang memiliki visi misi membangun akidah santri lewat pendidikan Islam. 

Sementara itu, salah satu prestasi yang berhasil dicapai oleh Ponpes Al Zaytun adalah saat media Washington Time menobatkan Ponpes Al Zaytun sebagai ponpes terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2005 lalu. 

Pesantren ini juga mempunyai setidaknya 10.000 santri mulai dari tingkat SD sampai perguruan tinggi. Selayaknya pesantren modern, Al Zaytun menawarkan pendidikan dengan fasilitas lengkap. Mulai dari lab komputer, bahasa asing, sampai program bilingual untuk calon santri. 

Sementara itu, masjid Rahmatan Lil Alamin menjadi bangunan paling monumental di Ponpes Al Zaytun. Bagaimana tidak, masjid ini memiliki konstruksi megah dengan 6 lantai dan dibangun di tanah dengan luas mencapai sekitar 3.000 meter persegi. 

Bangunan masjid tersebut juga sebagian besar dinding dan lantainya dibalut dengan batu granit dan marmer. Bukan hanya itu, basement masjid yang digunakan untuk menyimpan puluhan ribu kubik kayu serta memiliki menara setinggi ratusan meter.