Pria Obesitas dari Tangerang Menderita Komplikasi, Pihak RSCM Harus Membeli Alat Perawatan Khusus
Viva Bandung – Muhammad Fajri, pria obesitas yang memiliki bobot tubuh hingga 300 kg menjadi sorotan masyarakat lantaran kondisinya sudah sangat memburuk. Pria asal Tangerang itu harus dirawat secara khusus dengan peralatan medis yang berbeda. Hal ini disebabkan penanganan pada tubuhnya yang sulit dilakukan oleh tim dokter RSCM.
Dr. Lies Dina Liastuti, Direktur Utama RSCM, mengatakan bahwa kasus obesitas ini terbilang sangat langka dan kondisinya luar biasa berat. Meski sempat menangani kasus obesitas pada anak bernama Aria Permana asal Bekasi, namun kondisi obesitas Fajri jauh lebih ekstrem.
"Ini lebih berat ya kondisinya karena datang sudah dengan kondisi yang sesak napas dan komplikasinya lebih banyak. Aria itu lebih ringan, sehingga tidak butuh banyak alat perawatan," ujar dokter Lies.
Pihak RSCM pun harus memutar otak untuk mengatasi masalah ini dengan cara memberikan ruangan khusus untuk Fajri. Apalagi bobot tubuhnya yang besar membuat RSCM tidak mampu menyediakan tempat tidur yang sesuai. Alat-alat perawatan pun harus dibeli secara khusus.
"Kita juga kesulitan untuk menangani karena memasukkan suatu alat ke tubuh juga tidak mudah karena menembus dari otot yang begitu tebal dan dari pembuluh darahnya juga ternyata memerlukan alat khusus yang harus kita beli sendiri," imbuh dokter Lies.
Awalnya, Fajri dirawat di rumah sakit Tangerang, hingga mengalami penurunan kondisi, terutama sistem pernapasannya dan luka di beberapa area tubuh.
Hal ini membuat Fajri semakin kesulitan bergerak, bahkan sekadar berbaring telentang pun sulit. Karena itu, pihak RSCM memberikan ruangan untuk membantu tim medis memantau kondisinya dengan mudah.
"Beban bagi tubuh manusia untuk bisa memberikan metabolisme ke seluruh tubuh yang begitu besar tentu menjadi sangat berat. Jantung bekerja jadi sangat berat, paru-paru bekerja jadi sangat berat, apalagi dia tidak pernah bergerak," jelas dokter Lies. Tim dokter juga masih memantau dengan jeli agar memastikan bobot tubuh Fajri yang sebenarnya. Saat dirujuk, bobot tubuh Fajri dilaporkan sebesar 260 kg. Namun, RSCM belum bisa memberikan informasi mengenai berat badan sebenarnya karena alat pengukurannya pun tak memadai.
"Terkait berat sesungguhnya memang yang kita terima itu berdasarkan estimasi. Pertama dikirim dengan estimasi 260 kg, tetapi kita memang harus mengukur secara aktual beratnya berapa," tandasnya.
Perawatan yang diperlukan antara lain ventilasi mekanik dengan ventilator, untuk membantu pernapasan sementara pemantauan ketat tanda vital tekanan darah, saturasi oksigen, dan laju nadi. Selanjutnya ada teropong saluran napas untuk evaluasi dahak yang tersumbat dan menilai saluran napas serta paru-paru pasien.
Pemeriksaan hormon insulin, hormon tiroid, dan gula darah puasa untuk mengevaluasi kondisi obesitas pasien, rencana pemeriksaan aliran darah ke kepala oleh dokter saraf untuk menilai ada penurunan suplai darah ke otak atau tidak, dan rencana pemberian obat topikal untuk infeksi di kulit.
Rencana-rencana prosedur perawatan tersebut di atas diperlukan untuk menstabilkan kondisi pasien saat ini, di mana pasien membutuhkan ventilasi mekanik karena terdapat kondisi gagal napas yang membuat pasien tidak bisa bernapas dengan sendirinya. Pasien Fajri ditangani oleh tim dokter multi-disiplin keilmuan di antaranya Anestesiologi dan Perawatan Intensif, Respirologi, Endokrin-Metabolik Gastro-Enterologi, Kardiologi, Ilmu Penyakit Dalam, Bedah Digestif, Bedah Vaskuler, Urologi, Neurologi, Psikiatri, Dermatologi Venerologi, Rehabilitasi Medik, Gizi Klinik, dan tim nakes lainnya.