Fajri Obesitas 300Kg Diduga Tergolong Penyakit Langka, Tim Dokter RSCM Evaluasi Peyebabnya

Fajri pria obesitas
Sumber :

Viva Bandung – Dalam kasus ini, tindakan pencegahan dinilai sulit karena ditangani pada kondisi obesitas yang sudah demikian lanjut. Pada dasarnya, pencegahan atau pencegahan obesitas harus dilakukan sebelum obesitas menjadi parah. Sayangnya, obesitas sering dianggap sepele sehingga tidak diobati sejak dini.

Pasien saat ini dirawat di ruangan khusus karena memerlukan tempat yang lebih luas dengan tempat tidur yang dimodifikasi. Bahkan seluruh peralatan yang menunjang pengobatan dipindahkan ke ruangan tersebut.

Fajri pria obesitas

Photo :
  • -

Berat badan pasien 260kg itu berdasarkan berat estimasi. Namun, berat badan yang dialami pasien saat ini tidak bisa ditimbang oleh timbangan yang tersedia di RSCM dengan berat maksimal 150kg.

"Karena tidak bisa di tempat tidur tidak memungkinkan ada tempat tidur sebesar yang dibutuhkan karena (pasien) berat sekali maka alat-alat ICU kita tarik ke ruangan tersebut dengan modifikasi ruangannya, kita membobol pintu dan sebagainya,"tambah Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Liastuti.

Dokter Lies mengatakan bahwa kondisi Fajri saat dirujuk dari RSUD Tangerang ke RSCM nampak kelelahan. Tak hanya itu, kondisi Fajri yang masih sadarkan diri tercatat mengalami kesulitan napas dan gerak sehingga tim dokter perlu memeriksa sejumlah fungsi organ.

"Kita sedang memeriksa ada beberapa yang sudah ada hasilnya, antara lain fungsi jantung, paru, ginjal sampai hati kita harus periksakan. Bagaimana yang lain-lain kita harus pastikan apakah perlu diskusi dengan tim dari penyakit langka," ujar dokter Lies.

Fajri yang bobotnya hampir 300 kg dari Tangerang berada di rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Muhammad Fajri (MF) masih menjadi subjek penyelidikan tentang alasan mengapa dia menjadi gemuk. Sebuah kelainan genetik diduga menjadi penyebabnya.

Dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD, seorang spesialis penyakit, menjelaskan bahwa timnya menilai penyebab metabolisme pasien. Dokter sampai saat ini menemukan masalah kelainan genetik yang menyebabkan penumpukkan lemak di tubuh.

“Kita sedang cari apakah ini (obesitas) ke arah genetik yang berkontribusi terhadap penumpukan masalah lemak atau bukan. Penumpukan lemak akan mengganggu fungsi organ dan juga imunitas tubuh akan mengalami penurunan untuk melawan infeksi,” ucap dokter Dicky, dalam konferensi pers di RSCM, Jakarta. Senada, Dokter Spesiali Gizi dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK mengatakan kasus Fajri tergolong langka, karena tidak umum untuk ukuran tubuh seseorang. 

“Jadi sebetulnya manusia itu punya respons untuk menjaga rasa laparnya itu tetap seimbang. Namun karena pasien ini banyak tidak bergerak karena kondisinya, sehingga semakin banyak deposit lemak atau timbunan lemak yang tertumpuk dalam tubuhnya,” ungkap dokter Nurul, di kesempatan yang sama.

“Kalau menurut saya mungkin di awal tidak ada upaya prevensi karena pasien tidak memiliki insight yang baik mengenai gizi,” ungkapnya. 

Dokter Lies tidak dapat menjamin kesembuhan Fajri karena kondisinya yang unik karena proses pengobatannya membutuhkan banyak alat perawatan dan waktu yang cukup lama dengan tim dokter multidisipliner untuk benar-benar menangani dengan tepat. Sistem pernapasannya menjadi perhatian utama. 

"Melihat kasus ini kayanya agak lama (sembuh). Kita harus berpikir mengenai kondisi berat saja bagaimana harus lepas dari ventilator. Kita tak mungkin lepas dalam 1-2 hari," ujar dokter Lies.

Pasien Fajri ditangani oleh tim dokter multidisiplin keilmuan, di antaranya anestesiologi dan perawatan intensif, respirologi, endokrin-metabolik, gastro-enterologi, kardiologi, penyakit dalam, bedah digestif, bedah vaskuler, urologi, neurologi, psikiatri, dermatologi venerologi, rehabilitasi medik, gizi klinik, dan tim tenaga kesehatan lainnya. 

Adapun biaya pengobatan untuk MF diberikan secara gratis melalui mekanisme pembiayaan BPJS yang difasilitasi oleh RSCM dan Kemenkes.

Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id  Judul Artikel : Kasus Fajri Nyaris Berbobot 300kg Tergolong Langka, Dokter Evaluasi Penyebabnya