DPR Ultimatum Menteri KLHK Mau Hilangkan 1 Juta Hektare Hutan
- Istimewa
Hal tersebut, kata Dedi, dijalankan sejak menjabat menjadi Wakil Bupati dan Bupati Purwakarta. Saat ia menjabat Kampung Tajur yang berada di kaki Gunung Burangrang berhasil diubah menjadi kawasan wisata yang selalu diminati wisatawan terutama mereka yang berasal dari kota.
“Setiap tahun ada 10 ribu pelajar datang ke situ untuk bermukim di situ kemudian bercocok tanam bersama masyarakat yang rumahnya difungsikan sebagai homestay. Sekarang masyarakat di situ setiap hari relative lebih baik dan lebih makmur tanpa ada perusakan hutan,” katanya.
“Ini sebenarnya bisa dilakukan, ikhtiar-ikhtiar itu. Penanaman pohonnya juga bisa diganti nangka, petai, duren, kopi, jadi hutan terjaga masyarakatnya sejahtera, kalau dalam bahasa saya leuweung hejo rakyat ngejo (hutan hijau rakyat makan),” tambahnya.
Dedi juga mengungkapkan temuannya soal penguasaan lahan hutan oleh sekelompok LSM di Karawang yang dianggap sebagai pemegang hak perhutanan sosial. Setelah dicek diduga tidak ada warga kawasan hutan setempat yang masuk kelompok itu.
Tidak hanya itu, lokasi juga malah menjadi tempat pembuangan limbah B3. Setelah di-police line tempat tersebut mengalami kebakaran. Bahkan kemarin malam juga ada informasi tempat tersebut kembali kebakaran. Dedi curiga hal tersebut bukan kebakaran melainkan sengaja dibakar.
“Saya kemudian menemukan kuitansi yang menunjukan bahwa lahan itu dikavling, dibagi - bagi dan sebagian lagi dialih fungsikan. Kemudian saya temukan lagi satu areal di depannya peternakan domba tapi di belakangnya urugan tanah. Ini sangat berbahaya kalau para pemodal maju terlebih dahulu kemudian tanah dikuasai, justru masyarakat setempat semakin tertinggal,” katanya.
Bagi Dedi salah satu bentuk kerja sama ideal pengelolaan hutan adalah dengan masyarakat adat setempat. Ia mencontohkan tidak pernah ada konflik di Ciptagelar, Sirnaresmi atau Kasepuhan Banten. Justru di sana hutan sangat terjaga dan tumbuh pariwisata sehingga masyarakat sejahtera.