Dari Kapal Pemindai Hingga Drone Diterjunkan Cari Eril di Sungai Aere
- www.kemlu.go.id/bern
BANDUNG – Dari kapal pemindai suhu tubuh, hingga drone pemeta kontur sungai diterjunkan untuk melakukan proses pencarian Emmeril Khan Mumtadz atau yang kerap disapa Eril putra Gubernur Jawa Barat yang hanyut di sungai Aere Bern Swis terus dilakukan pihak berwenang setempat.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bern dalam keterangannya memastikan bahwa, pencarian terus dimaksimalkan diblokasi kritis.
Melansir situs resmi KBRI Bern www.kemlu.go.id/bern menyatakan bahwa, pencarian berjalan dengan intensif, bahkan pihak berwenang menerjunkan kapal dilengkapi drone di sepanjang sungai Aere.
"Sementara penyelam dikerahkan di beberapa lokasi yang dapat diakses di sepanjang sungai," tegas kedutaan dalam keterangannya, Minggu, 29 Mei 2022.
Kapolsek Maritim Urs Käller dan Kapolres Thomas Mueller, memberikan kabar terbaru terkait penggeledahan kepada orang tua Eril.
Hingga Sabtu sore, pencarian belum membuahkan hasil yang diharapkan. Eril dilaporkan hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss pada Kamis pagi, 26 Mei 2022.
Pencarian intensif yang dilakukan oleh polisi, polisi maritim dan pemadam kebakaran telah berlangsung selama tiga hari.
Sebelumnya, Duta Besar RI di Bern Muliaman D Hadad menuturkan, pada hari ketiga, pencarian Eril menggunakan perahu dan drone berteknologi tinggi.
Muliaman menjelaskan, drone pemindai suhu tubuh atau thermal juga sempat digunakan untuk mencari Eril selama lima belas menit, dalam rentang waktu sekitar 10 menit setelah Eril dilaporkan hilang.
Sedangkan drone yang akan digunakan pada pencarian hari ketiga merupakan drone pendeteksi permukaan sungai kontur dasar sungai. Drone tersebut akan mencitrakan sungai sehingga akan membantu pencarian Eril.
Dia menuturkan, dua jenis drone ini memiliki fungsi yang berbeda dan digunakan dalam waktu yang berbeda juga.
"Ketika thermal tidak terdeteksi, maka tidak maksimal. Drone sekarang berbeda, terbang rendah di sepanjang arus sungai, bermanuver jengkal demi jengkal," kata dia.
Pada prinsipnya, katanya, setiap metode yang dimungkinkan akan dilakukan agar pencarian berjalan optimal.
Penyelaman pun akan disesuaikan dengan situasi, mengingat danau yang menjadi muara dan Sungai Aaree memiliki air yang dingin dan keruh karena berasal dari salju yang meleleh.
Kristal putih dari lelehan salju ini membuat air keruh dan menyulitkan penyelaman.
"Apakah itu ada kemungkinan hipotermia, belum bisa saya katakan nanti ahli yang menyampaikan. Kita menunggu perkembangan lebih lanjut," ujarnya. (irv)