Diduga Ada Tempat Ibadah Yahudi di Ponpes Al-Zaytun, Ini Faktanya
- Viva Group
Viva Bandung –Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil, yang sebelumnya menyelidiki Al Zaytun, menjadi dasar dugaan awal adanya tempat ibadah Yahudi ini.
"Informasi awal memang ada, dan kalau soal Gedung Synagogue baru tahu, tapi kalau informasi ada bunker, bahkan ada tempat informasi pembuatan senjata itu sempat mengetahui tim investigasi," kata Kepala Badan Kesbangpol Jawa Barat Iip Hidajat saat dihubungi tvOnenews.com, Minggu (9/7/2023).
Ada dugaan bahwa ada ruangan khusus untuk membuat senjata api hingga bunker di Ponpes Al Zaytun.
Selain dugaan tentang keberadaan tempat pembuatan senjata, juga ada dugaan bahwa ada tempat ibadah Yahudi di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun.
Sementara Kemenag Kanwil Jabar mengaku baru mengetahui soal adanya tempat ibadah Yahudi di Ponpes Al Zaytun.
"Belum tahu, nanti akan dicek informasi tersebut baru tahun malah," ungkapnya.
Sementara itu Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhamad mengatakan jika memang itu benar, mengapa harus ada tempat ibadah orang Yahudi di area Ponpes Al Zaytun.
"Jelas berarti ada indikasi NII nya itu kuat. Karena disana dianggapnya sebagai ibu kota negara, segala tempat peribadatan ada disana," ungkapnya.
Bahkan kata Juhadi menegaskan keterangan dari alumni di Al Zaytun sudah jelas baik alumni pesantren atau alumni pegawai. Karena kalau pesantren gak mungkin ada Synagogue tempat ibadah agama lain.
"Diduga indikasi NII benar adanya negara di dalam negara, karena NII kan ingin merubah negara Indonesia ini menjadi negara Islam, meksipun bukan kelompok terorisme secara terselubung ingin mendirikan negara," katanya.
Dari itu kata Juhadi sejak awal NU Jabar mendorong agar pemerintah segera menyelesaikan Kontroversi Al Zaytun, termasuk segera menyelamatkan ribuan santri agar jangan sampai lebih dalam berada di antara kontroversi tersebut.
"Soal Al Zaytun ini sebenernya sudah terang benderang mendapatkan informasi alumni pesantren pegawai mungkin anggota yang direkrut," ungkapnya.
Namun, kata Iip karena sudah diambil alih oleh Pemerintah pusat.
"Kita tidak langsung berlanjut apalagi permintaan klarifikasi dijawab secara tertulis, oleh Panji Gumilang," katanya.
Iip menyatakan bahwa tim investigasi, yang dibentuk sebelum diambil alih oleh Kementerian Polhukam, bertujuan untuk mengidentifikasi masalah atau informasi yang diungkapkan oleh netizen. Salah satu dari mereka mengetahui bahwa ada bunker dan informasi lainnya di Al Zaytun.
"Apakah benar? kita belum sempat kesana karena investigasi kita soal laporan dan informasi itu langsung diambil alih oleh pemerintah, Kemenkopolhukam," ungkapnya.