Workshop Kurikulum Merdeka Bagi SMK Dinas Pendidikan Jawa Barat
- Dok. Disdik Jabar
- Sekolah menengah kejuruan di Jawa Barat diarahkan untuk dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, baik mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.
- Asesmen diagnostik disesuaikan namanya menjadi Asesmen Awal Pembelajaran yang terdiri dari kognitif dan nonkognitif.
- Nilai akhir rapor di sekolah menengah kejuruan hanya diambil dari nilai sumatif. Selain itu, Projek Penguatan Profil Penguatan Pancasila (P5) dilaksanakan terintegrasi pada tiap mata pelajaran.
- Kurikulum Merdeka memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran, yaitu: a) Pembelajaran berbasis project untuk mengembangkan softskill dan karakter; b) Fokus pada materi esensial; c) Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level).
- Profil Pelajar Pancasila sebagai acuan mengembangkan kurikulum, termaktub dalam beberapa standar dan berapa dimensi yang dikembangkan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri).
Selama 3 hari, Tim Pengembang Kurikulum SMK Dinas Pendidikan Jawa Barat diberikan materi mengenai Kebijakan dan Implementasi Kurikulum Merdeka secara holistik yang difasilitasi oleh para narasumber, yaitu Bapak Dr. Yogi Anggraena, M.Si. (Koord. Pengembangan Kurikulum, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran BSKAP Kemendikbudristek RI), Bapak Yoga Yulianto, S.Pd. (Direktorat SMK Kemendikbudristek RI), Ibu Lismaryani Bertin, M.Pd.I. (Pengawas SMK), Bapak Deden Suryanto, M.Pd. (Kepala SMKN 1 Subang), Bapak Drs. Supriyanto, M.M. (Guru SMKN 9 Garut), Bapak Darso, M.Pd. (Guru SMKN 2 Bandung).
Selama workshop, Bapak Dr. Yogi Anggraena, M.Si. menyampaikan, sebanyak 6.863 SMK telah mendaftar untuk Kurikulum Merdeka. Ada 3 pilihan untuk sekolah dalam mendaftar implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu Merdeka Belajar, Merdeka Berubah, dan Merdeka Berbagi.
Perbedaan antara implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dan Merdeka Berbagi adalah; Merdeka Belajar, kurikulum yang dipergunakan adalah Kurikulum 2013, tetapi mengimplementasikan ruh Kurikulum Merdeka. Misalnya, pembelajaran yang berpusat pada siswa, mengimplementasikan pembelajaran berbasis project, mengimplementasikan asesmen awal pembelajaran (diagnostik), formatif, dan sumatif.
Asesmen formatif (assessment for learning) juga sangat penting perannya dalam pembelajaran sebagai upaya peningkatan dan perbaikan capaian pembelajaran peserta didik. Beliau menjelaskan bahwa Kemendikbudristek RI memberikan dukungan strategi kepada seluruh sekolah di Indonesia yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka melalui:
1. Seri webinar;
2. Pusat layanan bantuan;