Polres Kepulauan Tanimbar Diminta Percepat Penanganan Kasus Kematian Tragis Joraes Haulussy

Ilustrasi pembunuhan
Sumber :
  • Pixabay

Lantaran lambannya penanganan perkara ini, Agus Tutupahar meminta Polres Kepulauan Tanimbar untuk memprioritaskan penyelesaian kasus ini yang menurutnya ada keterlibatan dua orang oknum polisi.

"Ada dugaan keterlibatan DJ dan dua oknum polisi disitu. Saya sebagai kuasa hukum istri dan keluarga korban meminta Polres Kepulauan Tanimbar benar-benar memprioritaskan kasus ini. Karena dari kondisi korban kami meyakini bukan gantung diri tapi digantung. Sebenarnya dari kondisi korban di TKP dan kronologis ditemukan banyak petunjuk dan bukti2 bagi pihak Polres Kepulauan Tanimbar untuk mengungkap kematian korban, selain itu pada hari Sabtu tgl 22 Juli 2023 sekira jam 20:45 Wit terlapor DJ yang mendatangi  istri korban menyampaikan ancaman akan membunuh Riko apabila menemukan Riko dan isterinya atas tuduhan isteri pelaku dan Riko berselingkuh”.

" Terlapor DJ yang ditemani 2 personel polisi ini yang datang ke istri korban dengan pakaian preman. Dia memberikan keterangan namanya dengan tidak benar dan tempat bertugasnya juga tidak benar. Dia bilang anggota Polres ternyata dia anggota polsek pedalaman." pungkas Agus Tutupahar.

“Kondisi korban Riko di TKP yang tewas tergantung tidak berafialiasi dengan korban tewas gantung diri pada umumnya. Tentang bukti dan petunjuk-petunjuk itu yang mestinya dicermati secara teliti dan mendalam dari pihak Polres Kepulauan Tanimbar, karena itu dalam situasi ini keluarga sepakat untuk mengajukan permohonan dilakukan tindakan ekshumasi dan otopsi”.

Seperti diberitakan sebelumnya, Joares Haulussy alias Riko (47) ditemukan tewas tergantung di pohon mangga tepat di belakang SMA Unggulan, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Senin (24/07/23) sekitar pukul 10.00 WIT.

Jasad pegawai Kantor Pajak Saumlaki, ini pertama kali dilihat oleh Ecilina Sainyakit (38), yang saat itu mencari kelapa. Ketika berjalan tiba-tiba dia melihat sesosok mayat laki-laki sementara tergantung di pohon mangga.

Ecilina kemudian memanggil Marsela Teftutul (36) yang sedang mencabut rumput untuk melihat kejadian tersebut.