Perjuangan Devi Lawan Talasemia, Sempat Divonis Berumur Pendek
- Dok. PMI
Hingga kini juga Devi masih berjuang melawan talasemia bersama 600 orang lainnya di Kota Bandung. Bahkan, ia mengambil peran menjadi Ketua Perhimpunan Penyandang Talasemia Indonesia (PPTI) Kota Bandung.
Di PPTI, ia bersama rekan-rekannya rutin membantu para penyandang talasemia untuk mendapatkan transfusi darah dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Banyak yang baru juga terdeteksi talasemia, banyak juga yang sudah meninggalkan kita karena talasemia. Kemarin saja di bulan Mei ada 6 orang yang meninggalkan kita. Penyebabnya mungkin karena zat besinya makin naik dan daya tahan tubuh juga menurun," ungkap Devi kala ditemui pada kegiatan Hari Donor Darah Sedunia di PMI Kota Bandung, Selasa 14 Juni 2022.
Devi mengatakan, ada yang terkena talasemia di usia dewasa. Ada yang baru ketahuan di usia 42 tahun. Ternyata setelah cek hemoglobin (Hb) itu, baru diketahui dia terkena talasemia mayor dengan Hb 4. Namun, memang kebanyakan terdeteksi sejak usia bayi.
Ia sangat merasa terbantu dengan peran PMI di masa perjalanan perjuangannya melawan talasemia. Ia juga berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bisa bersama-sama terus menyebarluaskan mengenai talasemia.
"Rantai talasemia ini harus kita putus, salah satunya melalui seminar, terutama bagi mereka yang akan menuju jenjang pernikahan," harapnya.
Devi menekankan, setiap orang harus melalukan pemeriksaan pranikah secara detail. Sebab, meski keduanya sehat, tapi ternyata bisa jadi mereka carrier atau pembawa talasemia. Sehingga kemungkinan besar anaknya akan mengalami talasemia mayor atau minor.