MyPertamina Bikin Galau? Ini Saran Operator SPBU
- Zakiana Fadhila Matondang
Bandung – Kebijakan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) menggunakan aplikasi MyPertamina ternyata belum berlaku seluruhnya, meski adanya informasi akan berlaku pada Senin, 1 Juli 2022 di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU). Masyarakat masih melakukan transaksi pembayaran tunai, pihak SPBU Moch Ramdan juga menuturkan awal bulan Juli adalah proses pendaftaran aplikasi MyPertamina hingga 15 Juli mendatang.
Penggunaan pembelian BBM melalui aplikasi MyPertamina masih banyak konsumen yang belum memahaminya. Apalagi mengeluhkan tata cara pendaftaran dan pemakaiannya ketika berada di SPBU untuk melakukan pengisian BBM seperti, kendaraan motor maupun mobil.
Hal ini juga disampaikan oleh Kasno selaku pengawas bagian Operator SPBU Moch Ramdan bahwa konsumen banyak yang belum mengerti penggunaan aplikasi tersebut.
“Konsumen banyak yang belum mengerti juga masalah penggunaan MyPertamina, jadi masih ada sosialisasi dari operator untuk mendownload dulu MyPertamina, nanti daftar dulu subsidi di MyPertamina,” kata Kasno saat wawancara di SPBU Moch Ramdan pada Senin, 1 Juli 2020.
Lalu, Kasno menuturkan pembayaran BBM masih bisa dilakukan secara tunai dan diberikan dua pilihan untuk konsumen yang akan melakukan transaksi tunai dan non-tunai.
“Kalau lihat dari kemarin di grup masih bisa tunai, jadi itu ada dua pilihan, tunai sama non-tunai. Masih bisa namun tetap harus mendaftar dahulu,” tegasnya.
Nantinya, semua pembayaran juga akan dilakukan dengan Quick Response (QR) code yang akan memudahkan transaksi dan lebih efisien dalam melakukan pembayaran BBM di SPBU dengan tampilan scan barcode.
Meskipun masih ada beberapa masyarakat yang khawatir terhadap radiasi dari telepon seluler tentang keamanan saat melakukan pengisian BBM tersebut. Namun Kasno menegaskan bahwa hal tersebut sudah dipertimbangkan oleh pihak SPBU maupun Pertamina dengan memberikan jarak sekitar 1,5 meter dari dispenser SPBU dan tidak diperbolehkan melakukan komunikasi telepon selama proses pengisian BBM.
“Paling kita antisipasi agak jauhan dikit dari batas dispenser sama pas begitu QR code juga,” jelasnya.
Rya Fitria KDI, salah satu penyanyi kota Bandung terobosan Kontes Dangdut Indonesia (KDI) menjelaskan awalnya cukup rumit dikarenakan belum terbiasa juga, tetapi banyak keuntungan seperti, banyak diskonan yang ditawarkan dari aplikasi MyPertamina.
“Kalau e-money berupa kartu tapi kalau MyPertamina kan berupa aplikasi, jadi agak-agak rumit, karena kita harus selalu ada kuota dan lain sebagainya. Kalau kuota tinggal sedikit lagi kadang buffering agak lama,” jelas Rya Fitrya saat diwawancara melalui whatsapp.
“Kalau aplikasinya lebih cepat seperti e-money kan enggak akan macet ya, tapi misalnya untuk menggunakan internet pasti beda-beda, setiap provider itu kecepatan untuk membaca aplikasi tentu berbeda juga. Jadi, akan menghambat untuk pembayaran yang ke belakang jadi akan membuat macet juga di SPBU,” sambungnya.
Kemudian, Rya Fitria KDI pun menambahkan terkadang aplikasi meminta update tentu akan memiliki durasi yang bisa memperlama juga antrean, apalagi adanya proses verifikasi dari aplikasi MyPertamina. Inovasi yang dihasilkan Pertamina tentu untuk kemajuan bangsa agar tidak ketinggalan namun harus tetap dilihat dengan yang usianya 50 tahun keatas.
“Inovasi pertamina baik untuk kemajuan bangsa agar bisa berpikir lebih maju kedepan agar tidak ketinggalan, kalau minyak tanah ke gas masyarakat protes tapi gas mudah didapat dan digratiskan pada saat itu, tunai jadi non tunai bayar tol karena itu berupa kartu, dan bisa diisi di market atau yang pegang atm bisa di atm,” ujarnya.
“Pertamina termasuk salah satu kebutuhan masyarakat seperti gas lagi, mereka hampir 50% orang tua engga pakai android kecuali orang tua yang masih bekerja, dan yang pegang android aja enggak bisa menggunakan aplikasi dengan benar, apalagi bayar non tunai mungkin kalau generasi muda se yes, it’s ok, untuk yang 50 tahun keatas yang engga pakai android, bagaimana.” tambahnya lagi.