Perang di Timur Tengah Memanas, Rusia Kirim Jet Tempur Canggih Bantu Iran Hadapi Balas Dendam Israel
- Viva.co.id
VIVA Bandung – Iran dan Rusia dilaporkan menjalin kerja sama erat untuk memperkuat pertahanan Iran terhadap kemungkinan serangan balasan Israel.
Menurut laporan The Washington Post, Rusia berjanji untuk membantu Iran dengan menyediakan jet tempur canggih Sukhoi-35 dan sistem pertahanan udara S-400.
Bantuan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Iran dalam menghadapi ancaman di masa depan, termasuk potensi serangan balasan Israel.
Keputusan Rusia untuk membantu Iran didasari oleh serangan balasan Israel terhadap Iran atas serangan drone dan rudal yang diluncurkan Iran ke Israel pada 13 April 2024.
Serangan Israel tersebut merupakan respons atas pemboman angkatan udara Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024.
Menurut sumber intelijen AS, Rusia sudah setuju memberikan Iran jet tempur Sukhoi-35. Selain itu, ada sistem pertahanan anti-rudal S-400 yang disiapkan Rusia untuk Iran.
Dengan keberadaan jet tempur Sukhoi-35 akan jadi peningkatan bagi angkatan udara Iran. Kekuatan angkatan udara Iran saat ini dihuni sebagian besar oleh pesawat AS dan Uni Soviet yang diracik kembali sebelum revolusi 1979 yang mendirikan Republik Islam.
S-400 diketahui merupakan sistem pertahanan rudal tercanggih yang dikembangkan Rusia. Pada 2019, Rusia juga sempat memberikan Iran sistem S-300.
Kerja sama antara Iran dan Rusia tidak hanya terbatas pada bantuan militer. Kedua negara juga dikabarkan bekerja sama dalam pengembangan drone baru.
Iran akan mendapatkan manfaat dari teknologi drone Rusia untuk digunakan dalam konflik di Ukraina, sedangkan Rusia akan mendapatkan akses ke teknologi drone Iran yang canggih.
Para pejabat intelijen AS belum memiliki bukti konkret tentang pengiriman Sukhoi-35 atau S-400 ke Iran.
Namun, bocoran dokumen menunjukkan bahwa delegasi Iran dan Rusia telah mengunjungi fasilitas senjata di kedua negara, termasuk pabrik Nuclear Power Plant (NPP) Start di Rusia.
"Di antara dokumen yang bocor tersebut adalah rincian kunjungan delegasi Iran dan Rusia ke fasilitas senjata di kedua negara," demikian menurut laporan yang dikutip dari The Cradle, Rabu, 17 April 2024.
Dokumen tersebut, diduga ditandatangani oleh pejabat Technodinamika JSC, pengelola NPP Start, serta Kementerian Pertahanan Rusia.
Dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa delegasi insinyur Rusia telah mengunjungi Iran pada April 2023 untuk menyaksikan demonstrasi drone bertenaga jet baru dan UAV yang dirancang untuk menghancurkan drone musuh.
Dari kunjungan tersebut, Rusia dikabarkan sepakat untuk membeli lebih dari 600 drone Iran dan memproduksinya di Rusia dengan bimbingan Iran.
Kerja sama ini akan memungkinkan Iran untuk mengevaluasi kinerja drone mereka di medan perang Ukraina dan meningkatkan desain teknologi militer mereka.
“Kesalahan dan kekurangan dalam desain akan diidentifikasi dan diperbaiki, dan Iran akan mendapat manfaat dari hal itu,” ujar David.