Iran Lancarkan Serangan Balasan Besar-besaran! Ini Reaksi Perdana Menteri Israel.

Bandung, VIVA – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan tegas menyatakan bahwa Iran akan menanggung konsekuensi serius setelah meluncurkan serangan rudal besar-besaran ke Israel.

Dalam pernyataan yang penuh dengan ketegasan, Netanyahu mengatakan, "Iran membuat kesalahan besar malam ini - dan mereka akan membayarnya." Pernyataan ini muncul menyusul serangan balasan Iran yang melibatkan lebih dari 180 rudal balistik, sebagai tanggapan atas operasi militer Israel di Lebanon yang menargetkan Hizbullah.

Serangan Iran pada Selasa malam menargetkan tiga pangkalan militer Israel dan membuat jutaan warga Israel harus berlindung di tempat perlindungan bom.

Meskipun banyak rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, dampak psikologis dari serangan tersebut sangat dirasakan oleh warga sipil, terutama di kota-kota besar seperti Tel Aviv dan Yerusalem.

Netanyahu menegaskan bahwa serangan ini hanya akan memperkuat tekad Israel untuk membalas Iran dengan keras. Ketegangan di wilayah tersebut semakin memanas setelah serangan udara Israel sebelumnya menewaskan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah, di Beirut.

Sebagai balasan, Iran, di bawah arahan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, meluncurkan serangan rudal yang mereka klaim sebagai respons tegas terhadap agresi Israel.

Netanyahu, dalam rapat kabinet keamanannya, menegaskan bahwa Israel akan terus melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran di seluruh Timur Tengah untuk mempertahankan diri dari ancaman yang datang dari Iran dan sekutunya.

Ia juga menyebutkan bahwa angkatan udara Israel tetap dalam kondisi siaga tinggi dan siap untuk melakukan operasi militer lanjutan.

Serangan rudal ini telah menarik perhatian dunia internasional. Presiden AS, Joe Biden, menyatakan dukungan penuh kepada Israel dan memperingatkan bahwa Iran akan menghadapi konsekuensi lebih lanjut jika terus melanjutkan eskalasi.

Sementara itu, pemimpin dunia lainnya, termasuk Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan menghentikan siklus kekerasan yang semakin memanas di Timur Tengah.