Andy Suryansah, Musuh Nomor Satu Nyamuk Aedes Aegypti di Surabaya

Andy Suryansah.
Sumber :
  • Astra

VIVABandung – Namanya adalah Andy Suryansah, dijuluki sebagai Pahlawan Anti Nyamuk sekaligus musuh nomor satu bagi nyamuk Aedes aegypti di Kota Surabaya, Jawa Timur. Julukan pahlawan anti nyamuk tidak serta-merta diberikan oleh masyarakat kepada Andy. Pasalnya temuan visioner pemuda tersebut mampu menekan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti di Kota Pahlawan tersebut. 

Gagasan Andy membuat mesin anti nyamuk berangkat dari keprihatinan terhadap penyakit DBD yang sering ditemukan di kampung halamannya, yaitu Kampung Dupak Rukun, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya. Siapa sangka, ilmu yang didapatkan selama kuliah di Politeknik Ekektronika Negeri Surabaya, berhasil membawa Andy menjadi sosok pahlawan bagi kampung halamannya. 

Ilustrasi nyamuk.

Photo :
  • PIxabay/Nuriyah

Setelah melakukan berbagai riset akan temuannya ini, Andy terlebih  dahulu mengumpulkan elemen-elemen yang dibutuhkan seperti lampu dan kawat kasa. Tidak sampai di situ, anak kedua dari empat bersaudara tersebut juga mempelajari perilaku dan karakter dunia nyamuk, terutama nyamuk jantan. Berbagai literatur yang mendukung ia jadikan sumber untuk mempelajari perilaku dan karakter nyamuk jantan.

Bukan tanpa alasan, nyamuk jantan dipilih karena sasaran utama dari alat anti nyamuk buatan Andy adalah nyamuk betina. Sebab nyamuk betinalah yang dijadikan sebagai media untuk berkembang biak para nyamuk. Setelah melalui penelitian yang cukup panjang, akhirnya Andy berhasil menemukan suara khas nyamuk jantan yang bisa memikat hati nyamuk betina untuk mendekat. Suara dari nyamuk jantan inilah yang kelak digunakan oleh Andy untuk membuat mesin anti nyamuk. 

Setelah berhasil menemukan berbagai permasalahan hingga cara mengatasinya, akhirnya Andy membuat sebuah teknologi anti nyamuk yang diberi nama ‘Falle’. Dalam pembuatannya, Falle memadukan dua teknologi sekaligus, yaitu teknologi ultraviolet (UV) dan audiosonik. Jika dilihat secara fisik, Falle terdiri dari berbagai rangkaian seperti sumber daya listrik, pembangkit frekuensi audiosonik, rangkaian penyengat, hingga lampu UV yang dilengkapi dengan casing kawat kasa dua lapis. 

Untuk penggunaannya, pertama Falle bisa dinyalakan, kemudian pembangkit frekuensi audiosonik akan memancarkan sebuah gelombang dengan frekuensi tertentu. Nah, gelombang audiosonik ini lah yang akan memikat nyamuk betina untuk mendatangi Falle yang sedang dinyalakan. Alhasil, nyamuk apapun yang mendatangi alat tersebut otomatis akan mati. 

Falle, alat anti nyamuk buatan Andy.

Photo :
  • Instagram @andysuryansah

Dikutip dari laman Kemenkes.go.id, data pada tahun 2024, Indonesia tercatat mengalami kasus DBD sebanyak 88.953 kasus dan 621 di antaranya berujung kematian. Tentu temuan visioner dari Anak Bangsa ini diharapkan mampu menekan angka kematian yang diakibatkan oleh DBD. Hingga kini, Falle anti nyamuk buatan Andy masih terus didemonstrasikan ke seluruh wilayah Indonesia. 

Berkat dedikasinya terhadap Bangsa Indonesia, pada tahun 2013 Andy berhasil mendapatkan penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards dalam bidang teknologi. Penghargaan ini diberikan oleh PT Astra International bagi anak-anak Bangsa yang memiliki dedikasi positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Harapannya, dengan adanya penghargaan ini, akan Kembali terlahir Andy-Andy lainnya di berbagai belahan pulau Indonesia.