4 Alasan Dedi-Erwan Unggul Telak versi Hitung Cepat LSI Denny JA

Kang Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan dalam Debat Publik Pilgub Jabar
Sumber :
  • Dokumentasi VIVA

VIVABandung - Sedikitnya ada empat alasan mengapa paslon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan bisa unggul telak di Pilkada Jabar 2024. Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah kepada awak media di Jakarta, Senin, 2 Desember 2024.

Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah mengungkap sedikitnya ada empat alasan mengapa paslon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan bisa unggul telak di Pilkada Jabar.

Dalam versi hitung cepat LSI Denny JA, pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan (DERMAWAN) unggul telak dari paslon lain dengan perolehan 61,85% suara.

Sementara itu, paslon lainnya seperti Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie hanya memperoleh suara sebesar 18,78 %, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina 10,4 %, dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja sebesar 8,9 %.

Jika dilihat dari presentase di atas, paslon Dermawan jauh unggul dibandingkan dengan paslon lainnya.

Menurut Toto, ada empat faktor yang membut paslon lainnya jauh tertinggal dari paslon Dermawan.

1. Dedi Mulyadi Merupakan Tokoh Terkenal

Lanjut Toto menjelaskan, Dedi Mulyadi merupakan kandidat gubernur yang memiliki tingak pengenalan paling tinggi. Bahkan, Dedi Mulyadi sudah dikenal oleh sekitar 92,1% dan disukai oleh sekitar 88,6% masyarakat.

Toto kemudian membandingkan dengan paslon lainnya, yang ratat-rata memiliki angka keterkenalan yang rata-rata masih di bawah 70%.

2. Dinggap Figur yang Peduli dan Merakyat

Lanjut Toto, Dedi Mulyadi sudah melekat namanya di mata masyarakat Jawa Barat sebagai seorang fugur yang peduli dan merakyat. Persepsi tersebut bisa muncul lantaran Dedi mampu mengemas kegiatan sehari-harinya, menjadi penuh dengan efek emosional.

Tidak hanya itu, tampilannya yang sunda banget menjadi salah satu alasan mengapa Dedi sangat disukai oleh masyarakat Jawa Barat hingga dijuluki sebagai 'Bapak Aing'.

“Termasuk, melalui kemasan seni dan budaya sunda yang hadir dan tampil di hampir seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat, yang makin mendekatkan dirinya dengan pemilih. Disitu ada dialog, ada humor, ada pesan kemanusiaan dan bahkan ada tangis saat Kang Dedi menyentuh bagian emosi rakyat yang hadir,” katanya.

Kata Toto, ekspresi kesukaan masyarakat terhadap Dedi Mulyadi cukup tinggi, yaitu dengan angka 55,4%. Data tersebut sangat tinggi dibanding dengan paslon lainnya yang rata-rata hanya 10%.

3. Didukung Mayoritas Publik

Faktor selanjutnya, jelas Toto, karena Dedi Mulyadi didukung oleh mayoritas publik Jawa Barat, termasuk di dalamnya partai pengusung seperti Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN dan partai-partai non parlemen.

Hal itu cukup untuk menjadikan lumbung suara Dedi Mulyadi, mulai dari suku, agama, gender, tingkap penghasilan, profesi, pendidikan, ormas dan pilihan parpol.

4. Kampanye Berkelas

Tetakhir lanjut Toto, faktor kemenangan Dedi Mulyaid lantaran diirnya mampu melakukan kapitalisasi dalam rangkaian seluruh kegiatan kampanye dengan massif.

Salah satunya ia buktikan melalui kampenya di platform media sosial, seprti berita online, TV, dan lain sebagainya. Terlebih, apa yang dilakukan Dedi ini jauh dari sebelum perhetalam kampenye di mulai.

“Dari rangkaian kegiatan dengan kemasan yang newsvalue dan berefek emosional publik itu, sangat wajar jika Kang Dedi sudah punya modal pengenalan dan kesukaan yang paling tinggi sebagai salah satu hukum besi untuk menang,” ungkapnya.

Tak lupa Toto juga menyoroti praktik politisasi agama yang acapkali ditujukan oleh kubu lawan kepada Dedi Mulyadi, mulai dari anggapan agama yang tidak jelas, pelaku musyrik, hingga dianggap Sunda Wiwitan.

Namun fakta di lapangan, serangan tersebut tidak begitu berdampak terhadap elektabilitas Dedi Mulyadi.[]