Peran Krusial I Gusti Ayu Dibalik Kasus Rudapaksa Agus Buntung
- tvonenews.com
VIVABandung - I Gusti Ayu Aripadni, ibunda Agus Buntung diduga kuat terlibat dalam kasus rudapaksa yang dilakukan Sang Anak kepada belasan perempuan.
Kabar tersebut mulai mencuat usai Kuasa Hukum Korban, Andre Saputra melakukan wawancara dengan salah satu stasiun televisi.
Kata Andre, hampir semua korban mengatakan modus yang sama dilakukan oleh Ibunda Agus saat Sang Anak hendak melakukan pelecehan seksual.
"Hampir semua korban yang 15 korban itu memang tersangka meminta tolong ke korban untuk menelepon ibunya (pelaku)," beber Andre Safutra dikutip VIVABandung, pada Minggu, 15 Desember 2024.
Karena Agus Buntung melakukan pola yang sama kepada semua korban, Andre menduga kuat keterlibatan Sang Ibunda dalam kasus tersebut.
"Kemungkinan ada (ibu Agus membantu kejahatan Agus), tapi itu nanti pihak kepolisian menggali hal tersebut, apakah (ibunya) komplotan bersama pelaku. Untuk keterangan korban, hampir 15 korban mengatakan 'minta tolong untuk diperiksa juga ibu tersangka'. Karena sama semua (modusnya Agus), tersangka meminta tolong telepon ibunya saat melakukan aksinya," lanjutnya.
Lanjut Andre, modus Sang Ibunda untuk mensukseskan rudapaksa anaknya adalah dengan mengiming-imingi imbalan emas jika mau menuruti nafsu bejat Agus Buntung.
"Modusnya (Agus) terjadi di bulan Februari 2024, korban tiba-tiba didatangi (Agus), pelaku membuntuti korban ke kos korban. Pelaku ngajak kamar ngobrol di dalam kamar tapi korban menolak. Selesai ngobrol di lantai bawah, pelaku ke atas (kamar korban), mengetuk pintu dan mengatakan 'nafsu saya sudah naik, mohon bantu saya mengeluarkan cairan'. Saat itu korban menolak dan pelaku mengiming-imingi untuk memberikan 1 kg emas atau satu batang emas," kata Andre Safutra.
Jika korban menolak, di saat itu pula lah Agus memaksa korban untuk menelpon ibunya melalui ponsel korban.
Saat mengobrol lewat telpon, alih-alih Sang Ibunda menolak, justru seakan mendukung Agus untuk lakukan rudapaksa dengan imbalan emas 1kg.
"Pelaku meyakinkan korban dengan menelepon ibunya. Dengan HP korban, (pelaku) telepon ibunya, pelaku mengatakan 'mak, saya ingin memberikan 1kg batang emas ke korban'. Kemudian ibunya pelaku mengatakan 'iya'. Korban berpikir kok segampang itu ibu pelaku memberikan 1 kg emas, sedangkan korban melihat dari cara berpakaian pelaku dia tidak menampakan punya emas 1 kg," beber Andre.
Tidak sampai di situ, lanjut Andre, setelah nomor korban disimpan oleh Ibunda Agus, korban mengaku sering dihubungi oleh Agus.
"Motifnya tuh sama, misalnya (korban) menolak, tiba-tiba ditelepon sama pelaku atau tersangka atau chat, karena sudah dapat nomor telepon korban dari modus telepon ibu tadi," cerita Andre.*