Imbas Usir Kamaruddin, Harga Outfit Brigjen Andi Dibongkar Netizen

Dirtipidum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi
Sumber :
  • Pinterest

BANDUNG – Imbas usir pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjutak di rekonstruksi, netizen Twitter bongkar harga outfit pemimpin tim penyidik Brigjen Andi Rian yang tembus puluhan juta rupiah.

Nama Brigjen Andi Rian sontak melejit lantaran tindakannya yang mengusir Kamaruddin Simanjuntak selaku pengacara Brigadir J di proses rekonstruksi Selasa, 30 Agustus 2022.

Geram akan hal itu, netizen melakukan hal tak tertuga dengan mengungkap harga outfit yang dikenakan Brigjen Andi Rian saat siaran pers. 

Ia kedapatan dua kali mengenakan baju dari brand mewah London, Burberry saat menyampaikan siaran pers. Atas hal itu Brigjen Andi Rian mendapatkan julukan Brigjen Burberry.

Hal tersebut diunggah oleh akun Twitter @BosTemlen pada Jumat, 2 September 2022.

"Netizen Maha Jeli."

"Edun,, $470," tulisnya.

Dalam foto tersebut, Brigjen Andi Rian tampak mengenakan kemeja Burberry Somerton Shirt in Grey dengan harga Rp 12.447.132.

Pada foto kedua, ia tampil gagah mengenakan kemeja Burbery White Embroidered Logo Oxford Shirt dengan harga Rp 6.999.921.

Tak tanggung-tanggung, netizen juga turut mengaitkan pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tentang memproses anggota polisi yang bergaya hidup mewah.

Sebelumnya, Kapolri dalam rapat bersama DPR RI memang mengatakan mengatur perilaku anggota polisi tentang gaya hidup dalam Korps Bhayangkara dalam Peraturan Kapolri (Perkap) dan Surat Telegram Rahasia (STR) Propam Polri.

"Untuk pola hedonis kami sudah mengeluarkan Perkap dan STR Propam terkait hedonis ini. Tolong Pak, kami diinfokan karena ini sudah diatur, kalau pola ini masih dilakukan kami sudah punya aturan dan mereka bisa kita proses di dalam aturan kami terkait dengan pelanggarannya," ujar Listyo.

Jenderal Listyo juga menegaskan akan melakukan pengawasan setiap hari kepada anggotanya terkait memamerkan gaya hidup mewah ke publik.

"Terus dilakukan Propam untuk patroli setiap hari. Namun demikian kami tidak mungkin awasi sendiri dan butuh masukan masyarakat terhadap informasi tersebut," lanjutnya.