BBM Naik Gaji BUMN Mau Ikut Naik, Adilkah?
- VIVA/Andry Daud
BANDUNG – Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat mengkritik, Menteri BUMN Erick Thohir yang akan menaikkan gaji karyawan BUMN yang menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Achmad menilai, pernyataan kenaikan gaji yang diutarakan Erick Thohir di tengah kondisi masyarakat yang menjerit akibat kenaikan harga BBM adalah satu tindakan yang tak tepat. Dan sama sekali tidak memiliki empati pada penderitaan rakyat.
"Di saat masyarakat yang semakin menderita akibat kenaikan harga BBM ini para pegawai perusahaan negara justru akan dinaikkan gajinya. Padahal gaji mereka saat ini pun sudah tinggi. Lalu di mana rasa keadilannya," ujar Achmad dalam keterangan, Jumat, 9 September 2022.
Achmad mengatakan, akibat dari kenaikan harga BBM bersubsidi ini dipastikan akan memicu inflasi. Dan hal itu berimbas kepada stagflasi, karena ditambah dengan situasi global yang terjadi hiper inflasi dan resesi akibat perang Rusia-Ukraina.
"Di mana Eropa bergejolak akibat distopnya gas Nord Stream dari Rusia ke negara-negara Eropa. Yang membuat harga-harga di Eropa melambung, industri bergejolak hebat," jelasnya.
Adapun dari keputusan Pemerintah menaikakn harga BBM di tengah harga minyak dunia turun dipertanyakan banyak pihak. Sebab keputusan menaikkan harga BBM tersebut memicu multiplier effect, terhadap kenaikan berbagai komoditas lainnya.
"Lalu di tengah gejolak kenaikan harga BBM ini Erick Thohir menyampaikan pegawai BUMN akan dinaikkan gajinya. Sungguh tindakan yang amoral, ibarat menari di atas penderitaan orang lain," tegasnya.
Achmad lebih lanjut mengatakan, BUMN-BUMN saat ini lebih banyak menyedot keuangan negara dari APBN daripada menyetor keuntungan ke negara.
"BUMN-BUMN ini harusnya sadar keberadaan mereka harusnya memberi kontribusi bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya memikirkan kesejahteraan karyawan, direksi dan komisarisnya saja dan tidak peduli jika negara harus bangkrut dan masyarakat menderita sekali pun," tandasnya.