Buruh Bakal Gelar Demo di 34 Provinsi pada 4 Oktober 2022

Presiden KSPI, Said Iqbal
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

BANDUNG – Empat konfederasi besar buruh di Indonesia yakni KSPI, ORI-KSPSI, KPBI, dan (K)SBSI, beserta 60 federasi serikat pekerja di tingkat nasional dan beberapa organisasi kerakyatan lain yang bergabung di Partai Buruh, bakal kembali berunjuk rasa serempak di 34 provinsi pada tanggal 4 Oktober 2022 mendatang.

Presiden KSPI yang juga Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menjelaskan nantinya aksi demo tersebut akan mengusung tiga isu, yakni tolak kenaikan harga BBM, tolak omnibus law UU Cipta Kerja, dan naikkan upah minimum 2023 sebesar 13 persen.

"Di Jakarta, aksi akan dipusatkan di Istana. Diikuti kurang lebih 5-7 ribu orang yang berasal dari Jabodetabek," kata Said Iqbal dalam keterangannya, Sabtu, 17 September 2022.

Demo buruh tolak kenaikan BBM

Photo :
  • VIVA / M Ali Wafa

Dia menambahkan, beberapa pihak lain yang juga bakal ikut bergabung dalam aksi tersebut, antara lain yakni SPI, JALA PRT, organisasi perempuan PERCAYA, Urban Poor Consocium, dan Komite Aksi Transportasi Online (KATO).

Said Iqbal menyebut beberapa alasan mengapa aksi ini digelar yakni pertama karena harga minyak dunia sudah turun. Sehingga seharusnya Presiden Jokowi juga menurunkan harga BBM seperti harga semula.

Kemudian, daya beli masyarakat pekerja khususnya kaum buruh, pekerja rumah tangga, kaum miskin kota, sudah merosot 30 persen akibat naiknya angka inflansi. Yang antara lain disumbang oleh kenaikan harga sewa rumah sebesar 12 persen, kenaikan transportasi 20 persen, dan makanan 15 persen.

"Dalam situasi seperti ini, tidak mungkin rakyat kecil bisa bertahan," ujar Said Iqbal.

Sementara itu, BLT yang besarnya Rp150 ribu per bulan selama enam bulan, menurutnya hanya gula-gula dan tidak ada manfaatnya. Yang disebut BLT sebagai bantalan itu diakui Said Iqbal hanya seperti menggarami air laut sehingga menjadi sia-sia.

Demo kenaikan BBM

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Di beberapa negara, dengan RON BBM yang lebih baik dibandingkan Pertalite dan solar bersubsidi, mereka bisa menjualnya dengan harga lebih murah. Said Iqbal menilai, biang keladi semua ini adalah monopoli pengelolaan BBM yang tidak transparan, sehingga ada perusahaan yang menjual harga BBM lebih murah namun justru didesak untuk menaikkan harganya.

"Karena itulah, mengapa kemudian Partai Buruh besama kelas pekerja menggelar aksi besar-besaran dengan puluhan ribu buruh pada tangga 4 Oktober 2022 mendatang," ujarnya.