Demo Antihijab di Iran Kembali Menelan Korban Jiwa
- AP Photo
BANDUNG – Korban tewas dalam aksi demonstrasi anti-hijab di Iran bertambah setidaknya menjadi delapan orang. Unjuk rasa pecah di beberapa wilayah di Iran akibat meninggalnya Mahsa Amini, seorang wanita 22 tahun, yang mengenakan jilbab longgar.
Korban tewas dalam unjuk rasa tersebut diumumkan secara resmi dan dilaporkan oleh kelompok hak asasi manusia di Iran. Kemarahan publik telah berkobar atas kematian wanita Kurdi Mahsa Amini, setelah dia ditangkap oleh polisi moral yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian yang ketat untuk wanita.
Protes pertama meletus pada Jumat, 16 September 2022, di provinsi asalnya, Kurdistan, di mana Gubernur Ismail Zarei Koosha mengatakan pada hari Selasa, 20 September 2022, bahwa tiga orang telah tewas, tanpa menyebutkan kapan korban tersebut tewas.
"Seperti pejabat lainnya, dia menyalahkan kematian itu pada kelompok bersenjata," kata kelompok hak asasi manusia, dikutip dari The Sundaily, Kamis, 22 September 2022.
Pada hari Rabu, komandan polisi Kurdistan Ali Azadi mengumumkan kematian, menurut kantor berita Tasnim. Dua pengunjuk rasa lagi tewas di provinsi Kermanshah, kata jaksa wilayah itu, Shahram Karami.
"Sayangnya, dua orang tewas dalam kerusuhan kemarin. Kami yakin ini dilakukan oleh agen kontra-revolusioner."
Di atas kematian ini, kelompok hak asasi Kurdi yang berbasis di Norwegia Hengaw mengatakan pada Rabu, 21 September 2022, bahwa dua pengunjuk rasa lagi telah tewas semalam di provinsi Azerbaijan Barat.
Keduanya, berusia 16 dan 23 tahun, dan tewas di kota Piranshahr, yang diguncang oleh bentrokan sengit, dan Urmia, kata Hengaw.
Seorang pengunjuk rasa laki-laki lain yang terluka di Divandareh, Kurdistan, pada 17 September 2022, juga meninggal karena luka-lukanya di rumah sakit.
Kelompok itu juga melaporkan bahwa sekitar 450 orang terluka dan 500 orang ditangkap, namun jumlah tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.