12 Temuan Tragedi Kanjuruhan, Ada Dugaan Kejahatan Sitematis?

Insiden Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya
Sumber :
  • VIVA

Saat proses investigasi, tim bertemu dengan sejumlah saksi, korban dan keluarga korban. Rata-rata kondisi korban mengalami gegar otak, luka memar bagian muka dan tubuhnya, ruam merah pada muka, hingga trauma yang berat akibat peristiwa kekerasan yang telah terjadi.

Penonton yang Turun hanya Ingin Beri Dukungan Moril

Tim menemukan fakta ketika pertandingan antara Arema FC kontra Persebaya selesai. Diketahui terdapat sejumlah suporter yang masuk ke dalam lapangan. Berdasarkan keterangan saksi-saksi yang ada, suporter masuk lapangan hanya ingin memberikan dorongan motivasi dan memberikan dukungan moril kepada seluruh pemain.

"Namun, hal tersebut direspons secara berlebihan dengan mengerahkan aparat keamanan dan kemudian terjadi tindak kekerasan. Hal inilah yang kemudian, para suporter lain ikut turun ke dalam lapangan bukan untuk melakukan penyerangan tetapi untuk menolong suporter lain yang mengalami tindak kekerasan dari aparat keamanan," ujar Daniel.

Tak Ada Upaya Aparat Gunakan Kekuatan Lain

Daniel menyebut sebelum tindakan penembakan gas air mata, tidak ada upaya dari aparat keamanan untuk menggunakan kekuatan lain. Seperti kekuatan yang memiliki dampak pencegahan, perintah lisan atau suara peringatan hingga kendali tangan kosong lunak.

"Padahal berdasarkan Perkap Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan, polisi harus melalui tahap-tahap tertentu sebelum mengambil tahap penembakan gas air mata," tutur Daniel.