Polisi Klaim Gas Air Mata saat Tragedi Kanjuruhan Tidak Mematikan

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo (tengah)
Sumber :
  • VIVA/Ahmad Farhan Faris

Bandung – Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo mengungkap perkembangan penyidikan kasus tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Dalam tragedi itu, ratusan korban diduga meninggal karena serangan aparat kepolisian yang menggunakan gas air mata di dalam stadion.

Namun, hal tersebut dibantah Polri. Di mana dijelaskan, gas air mata tidak berbahaya, apalagi mengakibatkan seseorang kehilangan nyawanya.

Insiden Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya

Photo :
  • VIVA

"Saya bukan expert-nya. Saya hanya bisa mengutip para pakar menyampaikan gas air mata dalam tingkatannya tertinggi pun tidak mematikan," kata Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 10 Oktober 2022.

Irjen Dedi menerangkan, berdasarkan penyelidikan para ahli dan dokter spesialis, penyebab kematian para korban ialah karena kekurangan oksigen.

"Jadi, berjatuhnya korban bukan karena gas air mata, melainkan kekurangan oksigen," jelasnya.

Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan menjadi sejarah kelam sepak bola Indonesia. Insiden nahas tersebut terjadi seusai pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Insiden Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya

Photo :
  • VIVA

Sebanyak 132 orang dinyatakan meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan, sedangkan ratusan lainnya tengah mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit.

Dalam perkara tersebut, Polri sebelumnya juga telah menetapkan enam tersangka terkait tragedi berdarah itu.