Dulu Dicaci, Penertiban Jaring Apung Jatiluhur-Cirata Tuai Manfaat

Acara Pelatihan Pembuatan Pakan Ikan Berbahan Baku Lokal
Sumber :
  • Istimewa

"Tapi bagi saya kepentingan masyarakat jauh di atas kepentingan politik. Saya tidak peduli mau didemo sekalipun. Tapi kan pada akhirnya sekarang terasa manfaatnya, kualitas air membaik, kualitas ikan membaik dan saat itu harga ikan melonjak sampai Rp 35 ribu per kilo," ucap Kang Dedi.

Harga, kata Kang Dedi, naik drastis karena jumlah produksi yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Berbeda saat jaring apung belum diatur yang membuat jumlah produksi melimpah sehingga harga jatuh di pasaran.

Selain itu terungkap juga fakta jika ternyata para pemilik jaring apung sebelum ditertibkan banyak dimiliki oleh pengusaha dari luar daerah bahkan luar negeri. Sementara warga sekitar hanya sebagai peserta.

"Tapi lihat sekarang, pembudidaya lokal mulai tumbuh. Mereka sekarang punya jaring apung sendiri dan bukan dikuasai oleh pengusaha dari luar," ucapnya.

Kini Kang Dedi tengah mendorong kesadaran para pembudidaya untuk menjaga kebersihan dua waduk tersebut. Kesadaran utama adalah menjaga lingkungan sekitar budidaya agar tidak mencemari kualitas air yang berpengaruh pada ikan.

Selain itu ia pun terus mendorong agar pembudidaya bisa membuat pakan mandiri. Sebab pakan adalah salah satu hal yang membuat ongkos produksi naik.

"Sehingga harus ada solusi bagaimana menekan harga produksi dengan membuat pakan mandiri. Dengan pakan sendiri modal produksi bisa ditekan sehingga bisa lebih untung," ucapnya.