PSSI Ditangan Jenderal Iwan Bule Jadi Sorotan
- Istimewa
BANDUNG - Kiprah PSSI di era Komjen (purn) Mochamad Iriawan mendapatkan respon dari berbagai kalangan. Salah satunya dari Wakil Rektor bidang KSPSDM UPI Prof Dr H Adang Suherman M.A yang juga merupakan Guru Besar Pedagogy Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Menurut Adang, masa keemasan PSSI di era Iriawan atau era Iwan Bule ini mengingatkannya akan Ketua Umum PSSI era tahun 1983-1991 Kardono. Pada saat itu Indonesia memiliki prestasi gemilang hingga sempat masuk semi final Piala Asia.
Meski pencapaiannya belum sempat sampai ke sana, lanjut Prof Adang, namun perbaikan prestasi Iwan bule pada kompetisi di LIB tegak lurus dengan prestasi sepak bola Tim Nasionalnya. Jangan lupa lanjut dia, kompetisi Galatama Indonesia yang dulu sempat ada jadi acuan J-League atau Liga Jepang.
{{ photo_id=7346 }}
"Karena kurang sehatnya atmosfer kompetisi, Indonesia ini sudah lama tidak lolos ke Piala Asia. Tetapi berkat kepemimpinan Iwan Bule sekarang, baik tim junior, senior, dan tim perempuan semuanya lolos ke Piala Asia. Ini bukan pencapaian tanpa sengaja atau kebetulan, prestasi terbaik terakhir kita masuk Piala Asia itu satu setengah dekade silam, itu pun karena jadi tuan rumah, bersama Vietnam, Malaysia dan Thailand," katanya.
Begitupun dengan peringkat Timnas Indonesia, menurut Prof Adang, Timnas kini sudah berada di peringkat ke 155 naik 24 peringkat yang tadinya peringkat 179. "Timnas U-16 pun berhasil juara di Piala AFF," katanya.
Adang juga menyebut kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 bukan pencapaian yang mudah. "Karena menjadi tuan rumah maka otomatis Timnas Junior kita pun bisa bertanding melawan tim U-20 asal Eropa Amerika Latin, atau Eropa Timur," katanya.
{{ photo_id=7170 }}
Sehingga lanjut Prof Adang, Ini juga kesempatan rakyat Indonesia bisa melihat langsung bintang - bintang dunia yang mungkin nonton even akbar ini. "Bukan tidak mungkin ada pencari bakat yang biasanya mantan bintang yang tertarik memboyong pemain Timnas U-20 kita," katanya.
Hanya saja lanjut Prof Adang masih banyak pihak yang mengkritik atas kebijakan dan langkah - langkah PSSI. "Alasannya banyak, Timnas bisa bagus karena pelatihnya bagus, pemainnya bagus dan lainnya. Padahal penunjukkan pelatih tentunya harus dari persetujuan Iwan Bule," katanya.
Pada era Iwan Bule pun lanjut Prof Adang, wasit - wasit bermasalah diancam tidak bisa dipanggil lagi untuk memimpin pertandingan. Hal ini menyebabkan kompetisi menjadi lebih sehat dan tim-tim pun berusaha memaksimalkan kemampuannya untuk jadi yang terbaik.
Di sisi lain Iwan Bule pun lanjut dia, mampu menyelamatkan PSSI akibat pandemi Covid-19. Bahkan di masa suram pandemi itu, para pekerja yang menggantungkan hidupnya di PSSI tidak ada yang dipecat. "Saya dengar gajinya pun utuh," katanya.
{{ photo_id=7208 }}
Koordinasi dengan pihak-pihak stake holder pun kata Prof Adang, menjadi hal penting. "Sepakbola itu harus dibangun dengan gotong royong, gotong royong bisa hidup kalau jalinan komunikasi bagus, Iwan Bule punya kepiawaian berkomunikasi dengan pemerintah. Baik itu Presiden, Menpora, bahkan dengan pihak-pihak sponsor, sehingga sepakbola didukung oleh banyak pihak," kata Wakil Rektor 2 yang juga Dosen Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI ini.
Sementara itu terkait dengan isu pencalonan Gubernur Jabar, menurut Prof Adang hal itu sah-sah saja berkembang di masyarakat. Hanya saja kata dia, Iwan Bule diminta untuk fokus dulu mengurus sepak bola nasional. "Urusan Pilgub Jabar mah belakangan, kalau prestasi sepak bolanya bagus, rakyat pasti bisa menilai sendiri," katanya. (bdg)