Republik Kiribati, Negara Pertama yang Menikmati Matahari Terbit

Ilustrasi matahari terbit
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Saat Matahari terbenam di sore hari pada 31 Desember, dunia akan menunggu datangnya Tahun Baru. Sebuah negara kepulauan kecil di ujung paling timur menjadi yang pertama melihat sinar Matahari terbit.

Terletak tepat di sebelah barat Garis Penanggalan Internasional, Republik Kiribati adalah negara pertama di dunia yang menikmati Matahari terbit. Zona waktu mereka 14 jam lebih awal dari UTC yakni zona waktu terjauh di dunia.

Negara tersebut memiliki 33 pulau atol dan pulau karang rendah di tengah Samudra Pasifik yang tersebar di perairan seluas lebih dari 3,5 juta km persegi.

Republik Kiribati terdiri dari tiga kelompok pulau, Kepulauan Gilbert, Pulau Phoenix, dan Pulau Line yang terletak 30 derajat timur dari 180 derajat garis bujur.

Secara geografis, Pulau Line terletak tepat di sebelah selatan pulau Hawaii di Amerika Serikat (AS) dan secara logis seharusnya berada di zona waktu yang sama.

Namun, tidak sesederhana itu karena Garis Penanggalan Internasional bukanlah garis lurus, melainkan sedikit berliku-liku dan selama bertahun-tahun telah didorong karena berbagai alasan politik dan ekonomi.

Melansir dari situs Times of India, Selasa, 13 Desember 2022, Republik Kiribati melintasi Garis Penanggalan Internasional dengan kelompok pulau timur dan barat yang memiliki perbedaan waktu 24 jam sebelum 1995.

Hal ini dipandang sebagai gangguan ekonomi karena hanya ada empat hari per minggu ketika kedua belah pihak harus bekerja secara bersama dalam satu hari dan jadi satu-satunya hari ketika kantor pemerintah di sisi yang berlawanan dapat melakukan bisnis.

Untuk mengakhiri situasi ini, Teburoro Tito, Presiden Kiribati saat itu mengumumkan bahwa mulai 1 Januari 1995, Garis Penanggalan Internasional selanjutnya akan bergerak ke arah timur untuk mengelilingi negaranya.

Dengan begitu, Republik Kiribati menjadi negara pertama yang menyambut sinar Matahari terbit di awal milenium ketiga. Untuk merayakan kesempatan itu, mereka bahkan mengganti nama Pulau Caroline menjadi Pulau Milenium pada 2000.

Pembengkokan Garis Penanggalan Internasional juga menciptakan zona waktu baru UTC+14. Perkembangan baru mengartikan bahwa beberapa tempat diundur hingga 26 jam atau lebih dari satu hari.

Mengambil petunjuk dari Kiribati, wilayah pulau lain seperti Tonga memajukan waktu standar mereka menjadi UTC+14 dan merayakan Tahun Baru pada waktu yang sama dengan Kepulauan Line di Kiribati.

Meskipun suatu negara berwenang untuk mengubah zona waktu masing-masing, banyak negara dan organisasi tidak mengakui perubahan tersebut.

Negara bebas memilih zona waktu apa pun yang ingin mereka amati. Hal ini menyebabkan banyak perselisihan garis tanggal di antara segelintir negara kepulauan yang masing-masing mengklaim sebagai yang pertama merayakan Tahun Baru.

Menurut zona waktu yang diterima saat ini, tempat pertama untuk menyambut Tahun Baru adalah Kiribati, diikuti oleh Tonga, Samoa Barat, dan Tokelau menyusul satu jam kemudian.

Sementara di level kota untuk yang pertama adalah Auckland, ibu kota Selandia Baru. Sedangkan tempat terakhir untuk merayakan kedatangan Tahun Baru adalah Pulau Baker dan Pulau Howland yang tidak berpenghuni, yang ada di Amerika Serikat (AS).(dra)