4 Keraton Ini Masih Eksis di Cirebon, Ada yang Didirikan oleh Turunan Sunan Gunung Djati
VIVABandung - Kota Cirebon merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang memiliki destinasi wisata terbaik, salah satunya adalah keraton.
Keraton sendiri adalah tempat istirahat seorang raja, sultan atau penguasa daerah di masa lalu.
Nah, rata-rata pendirian keraton di Kota Cirebon tak bisa dilepaskan dari sosok penyebar islam di pulau Jawa, yaitu Sunan Gunung Djati.
Diikuti VIVA Bandung dari laman Pemkot Cirebon, berikut empat keraton yang masih ada di Kota Cirebon:
1. Keraton Kasepuhan
Keraton Kasepuhan, sebuah istana kuno yang terletak di Kota Cirebon, menyimpan kisah menarik tentang sejarah dan budaya Jawa Barat.
Dahulu, keraton ini dikenal dengan nama Keraton Pakungwati, sebuah nama yang diambil dari seorang ratu yang sangat dihormati.
Dibangun pada abad ke-16 oleh keturunan Sunan Gunung Jati, keraton ini menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan pada masanya.
Seiring berjalannya waktu, nama Keraton Kasepuhan pun semakin dikenal.
Saat ini, Keraton Kasepuhan tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang menarik.
Berbagai kegiatan budaya seperti kirab budaya, festival topeng nusantara, dan grebeg syawal rutin digelar di sini.
Dalam acara kirab budaya misalnya, masyarakat dari berbagai daerah di Jawa Barat menampilkan beragam kesenian dan adat istiadat mereka, menciptakan suasana yang meriah dan penuh warna.
2. Karetaon Kanoman
Keraton Kanoman, salah satu ikon Kota Cirebon, menyimpan sejarah panjang yang menarik.
Didirikan pada tahun 1588 Masehi oleh Sultan Kanoman I, keturunan ketujuh dari Sunan Gunung Jati, keraton ini menjadi saksi bisu perkembangan Islam dan budaya di Jawa Barat.
Bukti otentik pendirian keraton ini dapat ditemukan pada prasasti yang terpahat di pintu Pandopa Jinem, berupa angka Surya Sangkala dan Chandra Sangkala dengan pengertian sebagai berikut :
- Matahari artinya angka 1 (satu)
- Wayang Darma Kusumah artinya angka 5 (lima)
- Bumi artinya angka 1 (satu)
- Bintang Kemangmang artinya angka 0 (nol)
Jadi terbaca tahun 1510 Saka atau tahun 1588 Masehi. Lambang angka tahun terdiri dari 2 macam yaitu Surya Sangkala dengan gambar matahari dan Chandra Sangkala dengan gambar Bulan.
Jalan masuk ke Keraton Kanoman berada ada disalah satu lubang tembok tinggi berbentuk lengkung, melewati pasar, sebuah area hijau luas dengan tembok tinggi di sebelah kiri, melewati gerbang dengan ukiran yang indah.
3. Keraton Kacirebonan
Perpecahan Kesultanan Kanoman melahirkan sebuah kerajaan baru, yaitu Keraton Kacirebonan.
Konflik internal dan pengaruh kolonial Belanda pada abad ke-17 menjadi latar belakang berdirinya keraton ini.
Ratu Raja Resminingpuri, sosok di balik berdirinya Keraton Kacirebonan, berhasil membangun sebuah istana yang megah dan menjadi pusat kebudayaan baru.
Hingga kini, Keraton Kacirebonan masih berdiri kokoh dan menjadi saksi bisu sejarah panjang Cirebon.
Koleksi benda-benda bersejarah yang tersimpan di dalam keraton menjadi bukti kejayaan masa lalu dan warisan budaya yang tak ternilai harganya.
4. Keraton Keprabon
Kompleks Peguron Keprabon, sebuah warisan budaya yang dibangun pada tahun 1703, menyimpan kisah menarik tentang perjalanan spiritual seorang pemimpin.
Keputusan Adipati Peguron untuk meninggalkan kehidupan istana dan mendirikan pesantren di kompleks ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai keagamaan sangat dijunjung tinggi pada masa itu.
Hingga kini, kompleks ini masih digunakan sebagai tempat pembelajaran agama dan menjadi destinasi bagi mereka yang ingin mengenal lebih dekat sejarah dan budaya lokal.