Kenali Ancaman Siber dan Cara Mengatasinya
- pixabay.com
VIVABandung – Di era digital saat ini, menjaga keamanan data pribadi dan informasi sensitif menjadi hal yang sangat penting.
Seiring dengan semakin luasnya penggunaan internet untuk berbagai aktivitas, seperti perbankan online, belanja daring, dan penggunaan media sosial, risiko terhadap serangan siber pun meningkat.
Para penjahat siber terus mencari cara untuk mencuri informasi pribadi, seperti kata sandi atau data finansial, yang bisa mereka gunakan untuk melakukan tindakan penipuan.
Untuk itu, memahami berbagai bentuk serangan siber serta cara mencegahnya menjadi langkah yang sangat krusial bagi setiap pengguna internet.
Salah satu bentuk serangan yang paling umum adalah phishing, yaitu metode penipuan di mana penyerang berpura-pura menjadi entitas terpercaya, seperti bank atau instansi pemerintah, untuk mendapatkan informasi sensitif dari korban.
Phishing sering dilakukan melalui email palsu yang tampak resmi dan meminta pengguna untuk mengisi informasi pribadi.
Di Indonesia, banyak kasus phishing yang melibatkan pihak yang mengaku dari bank atau layanan pemerintah, sehingga pengguna perlu berhati-hati terhadap email yang mencurigakan.
Selain phishing, ada juga ancaman berupa ransomware. Serangan ini bekerja dengan cara mengenkripsi data korban, sehingga data tersebut tidak bisa diakses tanpa kunci enkripsi.
Penyerang kemudian meminta tebusan untuk mengembalikan akses ke data.
Serangan ransomware bisa sangat merugikan, terutama bagi perusahaan yang menyimpan data penting.
Serangan WannaCry adalah contoh ransomware terkenal yang berdampak pada berbagai negara, termasuk Indonesia.
Man-in-the-Middle (MITM) attacks juga menjadi ancaman serius, di mana penyerang mencegat komunikasi antara dua pihak tanpa sepengetahuan mereka.
Serangan ini sering terjadi di jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman, dan informasi seperti kata sandi atau data keuangan dapat dicuri selama proses ini.
Untuk melindungi diri dari serangan ini, ada beberapa langkah keamanan yang bisa diambil.
Pertama, pastikan menggunakan kata sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak.
Gunakan kombinasi huruf besar, kecil, angka, dan simbol, serta ubah kata sandi secara berkala.
Kedua, penting untuk mengenkripsi data sensitif yang disimpan di perangkat atau cloud, sehingga data tersebut lebih sulit dicuri.
Selain itu, gunakan otentikasi dua faktor (2FA) untuk lapisan keamanan tambahan, dan selalu gunakan VPN saat terhubung ke Wi-Fi publik agar aktivitas online tetap aman dari pihak yang tidak berwenang.