Pegunungan Hijau di Arab Saudi Disebut Tanda Kiamat, Begini Tanggapan Habib Jafar
- Instagram @husein_haidar
Bandung – Baru-baru ini, fenomena menghijaunya pegunungan di Arab Saudi tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Dalam video yang beredar, tampak dataran yang semula tandus kini tertutup oleh rerumputan hijau.
Seperti biasa, sebagian masyarakat Indonesia pun ramai-ramai menyangkut pautkan fenomena tersebut sebagai tanda akan datangnya hari akhir atau kiamat.
Bukan tanpa alasan, anggapan ini bersumber dari salah satu hadits yang masyhur soal tanda-tanda hari kiamat.
“Tidak akan tiba hari kiamat hingga tanah Arab kembali menghijau, penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai,” sabda Rasulullah SAW dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
Menanggapi kabar tersebut, Habib Husein Jafar Haidar buka suara. Menurutnya, peristiwa menghijaunya sebagian tanah Arab yang belakangan ini viral, bukanlah apa yang dimaksud Rasulullah dalam riwayat tersebut.
“Tapi apakah menghijaunya sebagian daerah di Arab Saudi itu termasuk ciri kecil yang dikatakan oleh nabi (Muhammad SAW) itu? Nah itu nggak,” ucap Habib Jafar dilansir dalam YouTube Jeda Nulis, Selasa (31/01/2023).
Lebih lanjut, pendakwah milenial itu menyebut peristiwa menghijaunya sebagian tanah di Arab sebagai tanda kiamat adalah keliru. Semua itu, kata Habib, timbul hanya karena mindset yang tertanam di masyarakat.
Dia juga menegaskan bahwa menghijaunya bukit di Arab Saudi disebabkan suatu hal yang wajar.
“Sebab gini, gua pernah ditanya ‘Bib, kalau gua bangung-bangun itu tiba-tiba matahari di Barat, apakah artinya kiamat?’. Mohon maaf, itu bukan berarti sudah waktunya kiamat, (melainkan) itu artinya anda bangunnya kesorean, mataharinya udah di barat, bukan terbit dari barat,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi di Arab Saudi sejak Desember 2022 lalu.
“Itu fenomena yang wajar. Mengingat intensitas hujan di Arab Saudi belakangan cukup tinggi,” kata Pengurus LPBINU M Ali Yusuf, dikutip dari NU Online beberapa waktu lalu.
Ali Yususs menjelaskan, curah hujan sangat tinggi di akhir 2022 dibanding tahun-tahun sebelumnya, diiringi ketidakstabilan atmosfer yang berulang, bertepatan dengan perluasan depresi Laut Merah dan aliran arus udara lembab di lapisan bangunan atmosfer membuat wajah pegunungan dan wilayah gurun yang awalnya panas menjadi lembab.
"Nah, dari situlah tumbuh rerumputan yang membuat kawasan pegunungan di bagian barat Arab Saudi ini menghijau seperti yang terlihat di video itu,” jelasnya Ali Yusuf.