Rafael Tan Bersal dari Keluarga Beda Agama: Pagi ke Gereja, Siang ke Wihara, Sore Salat

Rafael Tan
Sumber :
  • Viva Group

Viva Bandung – Rafael Tan adalah seorang artis yang memiliki rasa toleransi dan menghargai perbedaan agama tinggi. Pemilik nama asli Rafael Landry Tanubrata itu lahir dari keluarga yang menganut dua agama berbeda.

SMPN 216 Jakarta Klarifikasi soal Sisiwinya Hina Palestina di Restoran: Terjadi di Luar Jam Sekolah

Menariknya, tidak hanya dia yang menganut agama berbeda dengan kedua orang tuanya, tetapi ayah dan ibunya juga memiliki agama yang berbeda. Ketika Rafael kecil, dia sempat menjalankan ibadah di beberapa tempat berbeda.

Hal tersebut diakui Rafael ketika dirinya menjadi bintang tamu dalam podcast Curhat Bang Denny Sumargo. Pada kesempatan tersebut, Rafael Tan mengatakan bahwa sang ayah Jhony Tanubrata adalah seorang muslim dan ibunya Nila Setiawan adalah penganut Buddha. 

Fuji Diramal Hard Gumay Akan Berjodoh dengan Mayor Teddy, Kapan Nikah?

"Dulu tuh pas nyokap sama bokap married, agama mereka Buddha dua-duanya. Dua tahun gue lahir, bokap pindah ke Muslim, nyokap tetep Buddha," kata Rafael Tan.

Saat personel SMASH ini masih berusia tiga tahun, ia sempat beribadah di tiga tempat berbeda. Ia pernah beribadah di gereja karena ketika masih tinggal di Garut, orang tuanya sulit mencari tempat les vokal supaya bakat yang dimiliki Rafael bisa terasah.  

Nikita Mirzani Bantah Kebohongan Vadel Badjideh dan Keluarga: "Masa Depan Lolly Hancur!"

"Karena Garut kota kecil enggak ada (les musik), terus temen bokap gue bilang, 'Ci, bawa ke gereja aja'," jelasnya.

Sejak pergi ke gereja, Rafael pun akhirnya mulai mengenal agama kristen hingga akhirnya memilih untuk menganutnya. Dalam keluarganya, dia hidup dengan tiga agama sekaligus, yaitu Islam, Kristen, dan Buddha.

Namun, pria yang dijuluki duta seblak itu mengaku sama sekali tidak risih dengan perbedaan tersebut. Ia malah bahagia bisa menjalankan ibadah di tiga agama sekaligus. Sampai ia memiliki atribut untuk menjalankan ibadah sholat seperti sarung, peci, dan sajadah sendiri. 

"Gue gak kepikiran gitu (resah). Gue kayak happy gitu. Pagi-pagi nih gue diajak ke gereja sampai jam 10, terus siang gue diajak ke wihara sama nyokap, nah sore nya gue diajak salat sama papa," paparnya. 

"Gue bahkan punya sajadah sendiri, peci sendiri, sarung sendiri. Shalat barengan sama bokap. Nah siang-siang sembahyang di depan Dewi Kwan Im," tandasnya.