Eza Gionino Bongkar Konflik dengan Sang Ibu, Dipaksa Menikah dengan Wanita Pilihannya
- Viva.co.id
Namun, seiring berjalannya waktu, dia merasa bahwa dia tidak dianggap sebagai anak, tetapi hanya dipandang sebagai sumber penghasilan.
"Sebelum gue ambil keputusan, gue semalaman enggak tidur. Gue cuma ngadep tembok doang 'Ya Allah kok gini ya'. Gue merasa enggak dianggap sebagai anak. Kok gue dianggapnya sebagai mesin ATM ya, dianggap sebagai penghasil duit aja," ujarnya.
Akibatnya, dengan tekad yang bulat, dia memutuskan untuk pergi dari rumah tanpa membawa apa pun, hanya pakaian yang menempel pada tubuhnya saat itu.
"Akhirnya ya udah gue memilih untuk pergi dari rumah. Gue cuman bawa baju terus mobil gue yang sekarang. Waktu itu (mobil) masih nyicil ya," jelasnya.
Meskipun dia memutuskan untuk meninggalkan rumah, Eza mengungkapkan bahwa baik ibu maupun saudara tirinya sama sekali tidak mencarinya. Sebagai saudara, seharusnya kakaknya bisa menjadi penghubung antara dia dan ibunya.
“Enggak ada, diam aja (nyokap enggak telepon). Dan dua orang kakak tiri gua juga nggak ada tuh nggak ada nelfon gua. Sekarang gini, misalnya ya yang namanya kakak kalau tahu adiknya ada masalah sama orang tua, didekatkan, bukan malah dijauhkan,” kata dia.