Gagal Rujuk! Virgoun Tuntut Balik Inara Rusli yang Minta Royalti Lagu
Bandung – Virgoun tidak berhasil mencapai kesepakatan yang adil dengan mantan istrinya, jadi dia terus melaporkan Inara Rusli terkait kasus akses ilegal.
"Kalau hanya sekadar inspirasi doang bisa terus nuntut, jadi kebanyakan tuntutan. Nuntut ini, nuntut ini. Akhirnya yang di sana, lu mau tuntut, gue juga tuntut," katanya.
Sementara itu, Eva Manurung menarik perhatian pada tuntutan Inara Rusli untuk royalti lagu, yang dia anggap tidak perlu. Ia mempertanyakan dari mana Inara Rusli mendapatkan dasar untuk menuntut royalti atas lagu tersebut.
"Ibunya anak-anak itu menuntut royalti dari lagu. Dari mana itu jalannya kayak begitu?" kata Eva Manurung.
Inara Rusli dan Eva Manurung
- Istimewa
"Aku enggak ngerti, coba tanya penyanyi-penyanyi dunia yang punya kasus perceraian, ada enggak bisa ngeklaim bahwasanya lagu itu bisa diklaim jadi royalti karena cuma berdasarkan inspirasi?," sambungnya.
Ibu Virgoun, Eva Manurung, mengungkapkan kekecewaannya terhadap mantan menantunya, Inara Rusli, yang dia anggap menuntut terlalu banyak dari putranya.
Dalam pernyataannya di acara Rumpi pada Sabtu, 27 Januari 2024, Eva Manurung mengatakan kemungkinan Inara memiliki tuntutan yang berlebihan.
"Kemungkinan, ibunya anak-anak ini terlalu banyak menuntut," ujar Eva.
Bahkan Eva Manurung berbicara tentang kontroversi royalti lagu dengan mengutip penyanyi-penyanyi di seluruh dunia yang memiliki perceraian, dan dia tidak setuju dengan gagasan bahwa lagu hanya dapat dianggap sebagai inspirasi.
Eva Manurung menyatakan bahwa tuntutan Inara Rusli untuk royalti tidak masuk akal, terutama karena Inara tidak berkontribusi dalam penciptaan lirik atau nada lagu Virgoun.
Ia mengatakan bahwa jika klaim hanya berdasarkan inspirasi, tidak ada alasan untuk terus menuntut, karena tuntutan akan menjadi berlebihan.
Eva Manurung juga menyatakan ketidaksetujuannya terhadap Inara Rusli yang meminta royalti, meskipun dia tidak membantu Virgoun.
Ia mengatakan bahwa situasi saling tuntut-menuntut yang tidak produktif dapat terjadi karena terlalu banyak tuntutan.
