Kisah Inspriratif Deni Sanusi Dulu Pembenci Islam Sekarang Jadi Mualaf
- istimewa
Ia mengaku, sebelumnya bahkan pernah berpikir, atau memberikan stigma negatif terhadap agama islam.
"Padahal sebelumnya namanya etnis Tionghoa, saya sama Islam itu negatif semua. Kan dulu saya ngalamin. Apa yang tertarik? Dulu sebelum saya masuk Islam, saya lebih baik liat kotoran daripada liat Islam," tambahnya.
Namun, setelah Deni mempelajari Islam, dia mengakui pandangannya tentang Islam semuanya salah. "Ajaran Islam itu luar biasa. Sampai saya ngaji segala macem, saya menemukan kebenaran di agama Islam," kata dia.
Deni lebih lanjut bercerita, setelah masuk Islam, dia pun masih harus menghadapi cobaan berat, di mana orangtuanya sangat menentang Deni menjadi mualaf.
"Ayah ibu Buddha, kan agama leluhur. Saya dibaptis, keluar sendiri, gak ada masalah. Tapi pas saya masuk Islam, orangtua saya marah. 95 persen orang etnis Tionghoa kalo masuk Islam pasti dimusuhin sama keluarga, termasuk saya. Ada lebih dari 10-15 tahun, saya sendiri diusir," ungkapnya.
Selama kurun waktu kurang lebih 15 tahun, Deni tak dianggap oleh keluarganya. Bahkan, dia dikira telah kena sihir karena mau masuk Islam.
"Dibujuk, udah lah gak usah (masuk Islam). Sampe saya ngumpet-ngumpet segala macem. Terakhir, dia (ayah) ngeliat saya udah gak goyah lagi dalam Islam, saya ditekan. Semua fasilitas gak boleh, padahal orangtua saya lumayan ada usaha, ada pabrik. Sampe keluarga-keluarga pun gak boleh berhubungan sama saya," tutur Deni.